Kampanye militer berlanjut selama lebih dari 50 hari, dipelopori oleh serangan besar-besaran dengan meriam yang ia bantu ciptakan dan sempurnakan, menggebrak tembok untuk membuka lubang di mana tentara Utsmaniyah dapat menembus masuk kota.
Pada tanggal 29 Mei, kota itu akhirnya jatuh, membuat Mehmed II mendapatkan gelar "penakluk".
Pada tahun-tahun berikutnya ia juga memastikan kendali Utsmaniyah atas Serbia, Morea, Trebizond (Trabzon di wilayah utara Turki modern), Bosnia, Albania dan sejumlah wilayah Anatolia (Turki tengah), meningkatkan kendali Utsmaniyah menjadi lebih dari 2,2 juta kilometer persegi (1,4 juta mil persegi) wilayah.
Kemenangan Mehmed II terjadi pada tahun 1480, ketika dia menang di Otranto, Italia, dan merencanakan langkah berikutnya untuk mendekat ke Roma. Namun, Sultan Mehmed II meninggal pada 3 Mei 1481.
Sementara sultan Utsmaniyah Mehmed II sebagian besar dikenang karena penaklukan militer di masa pemerintahannya, dia juga seorang intelektual sejati.
Baca Juga: Kepolisian Turki Sita Kitab Taurat Kuno Berusia 2.500 Tahun, Lima Orang Ditangkap
Mehmed diyakini menguasai bahasa Persia, Arab, Yunani kuno dan Italia - yang dipandang oleh banyak orang sebagai tanda keinginannya untuk membentuk sebuah kerajaan yang mencakup Barat dan Timur.
Sejarawan Turki mengatakan perpustakaannya memiliki buku-buku dengan topik seperti geometri, agama, teknik, astronomi, aritmatika, arkeologi, geografi, dan filsafat.
Dikenal sebagai seorang penyair, Sultan Mehmed II juga memiliki minat yang besar pada seni, setelah menugaskan pelukis Renaisans Bellini untuk membuat potretnya.
Iliad atau Nyanyian Illium tulisan Homer termasuk di antara buku-buku koleksi perpustakaannya, dan peta dunia kuno Ptolemeus diyakini sebagai salah satu permata koleksinya.
Dalam kehidupan singkat hanya dalam 49 tahun, Sultan Mehmed II berhasil meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam sejarah dan warisannya masih hidup hingga saat ini.
Baca Juga: Koin Romawi Kuno Ditemukan di Turki Peninggalan Zaman Kaisar Augustus
Selain prestasi militer dan politiknya, Sultan Mehmed II juga dikenal sebagai seorang intelektual yang jenius, seperti dilansir Daily Sabah.
Selain cabang sosial seperti agama, hukum, politik, sejarah, seni dan filsafat, ia juga menguasai beberapa disiplin ilmu seperti matematika, geometri dan metalurgi.
Setelah Penaklukan Istanbul, dia membangun struktur sebuah negara besar dari pengetahuan yang dia peroleh dalam ilmu sosial di satu sisi, sambil membuat penemuan yang akan mengubah jalannya sejarah perang dunia di sisi lain.
Ada dua alasan utama untuk semua pencapaian ini: Pendidikannya yang baik dan kecintaannya pada buku.
Sebelum Penaklukan Istanbul, dia mendirikan perpustakaan di Manisa selama periode masih menjadi pangeran.
Kemudian dia memindahkan perpustakaan ini ke Edirne dan membuat persiapan untuk penaklukan dengan infrastruktur yang dia peroleh dari pekerjaan tersebut.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.