Proses pengolahan feronikel
Dari tambang, bijih nikel akan ditampung dan dianalisis lalu memasuki proses pengeringan ore nikel menggunakan rotary dryer. Setelah kadar air dikurangi, ore nikel memasuki impeller breaker untuk menyesuaikan dengan ukuran ore yang diinginkan.
Bijih nikel yang telah dikumpulkan, kemudian dibawa menggunakan conveyor belt menuju tanur pengering dan tanur kalsinasi sebelum dileburkan. Peleburan ini bertujuan untuk memisahkan feronikel dan slag. Slag merupakan limbah nikel atau ampas dari jenis batuan hasil pembuangan dan pembakaran feronikel.
Setelah itu, feronikel akan dimurnikan di rotary reduction kilns untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang ada. Hasil dari pemurnian ini akan menjadi dua, yaitu FeNi dengan kadar arang tinggi dan FeNi dengan kadar arang rendah.
Setelah semua proses selesai, FeNi akan dimasukan ke dalam proses casting dan packing. Hasil akhir berupa feronikel High Carbon FeNi dan Low Carbon FeNi akan dicetak untuk dikemas dan diekspor dalam kemasan kurang lebih berisi satu ton FeNi.
Nilus menerangkan, seluruh proses produksi di sini diatur dari satu tempat, yaitu dari control room. FeNi yang sudah siap akan dikirim menggunakan kapal kargo dari dermaga Antam.
Dalam usaha menjaga lingkungan, Antam memaksimalkan limbah slag agar dapat digunakan kembali yaitu dengan dijadikan poton, bahan konstruksi untuk bangunan yang biasa dijadikan paving block dan conblock.
Baca Juga: Harmonisasi Alam dan Pemberdayaan Masyarakat di Sekitar Tambang Nikel Sorowako
Poton banyak digunakan untuk bangunan-bangunan di sekitar kompleks Antam, seperti masjid, ruang keamanan, dan beberapa fasilitas di sport center.
Dalam menjalankan good mining practices, Antam mereklamasi area-area bekas tambangnya. Tanaman-tanaman yang ditanam di sini merupakan jenis tanaman yang cepat bertumbuh dan tanaman endemik.
Tidak hanya mereklamasi area bekas tambang, Antam juga turut menjaga ekosistem pesisir pantai dengan menanam mangrove. Aktivitas ini merupakan bentuk kepedulian Antam dalam usaha menjaga kelestarian lingkungan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.