Adapun nilai sponsorship pada kompetisi 2019 lalu tercatat minimal sebesar Rp180 miliar untuk satu musim. Selanjutnya nilai hak siar kepada stasiun televisi diprediksi ada kisaran Rp177 miliar. Pengelola stasiun televisi bisa ikut mencicipi gurihnya iklan dari tayangan Liga 1 yang besarnya bisa menyentuh angka Rp354 miliar.
Klub-klub juga mendapatkan dana dari sponsor. Persija, Persib, Arema, atau Bali United diketahui mampu menyedot sponsor hingga senilai Rp25 miliar--Rp41 miliar tiap tim dalam satu musim kompetisi.
Memasuki tahun 2020 saat pandemi, kompetisi Liga 1 dihentikan dan baru dimulai pada 27 Agustus 2021, dengan tanpa penonton. Kepala Kajian Iklim Usaha dan Rantai Nilai Global LPEM FEB UI Mohamad Dian Revindo menyatakan, kerugian akibat dihentikannya kompetisi berkisar antara Rp 2,7 hingga Rp 3 triliun dalam satu tahun.
Dampak ekonomi ini menjadi besar karena sepak bola di Indonesia sudah menjadi industri dan menggerakkan kesempatan kerja hingga 24.000 orang.
“Patut dicatat, dampak ekonomi karena kompetisi itu tak hanya berhenti di ekonomi, tapi menghasilkan dampak sosial yang baik bagi anak muda, seperti kesehatan, dan tercurahnya aktivitas untuk hal-hal positif,” kata Revindo dikutip dari laman www.pssi.org.
Baca Juga: Program Kartu Prakerja Lanjut di 2023, Jumlah Bantuannya Naik Jadi Rp4,2 Juta
Pada kompetisi musim 2021-2022 dan musim 2022-2023, kompetisi Liga 1 disponsori oleh bank BUMN BRI. Menteri BUMN Erick Thohir mengapresiasi kinerja BRI yang terus mampu menjadi pilar pendukung bergeliatnya UKM. Ia mengatakan, dalam Liga 1 saja, ada puluhan ribu UKM yang mampu hidup dan berkembang dengan sokongan BRI.
"Ini selaras dengan misi BRI sebagai institusi keuangan yang mendorong dan menumbuhkan UKM. Karena di balik Liga 1 sendiri ada banyak turunan UKM baik yang menjual makanan, merchandise, dan lain sebagainya. Perputaran ekonomi dari UKM ini mencapai Rp 3 triliun," ujar Erick dalam siaran pers, dikutip dari situs resmi Kementerian BUMN.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto menjelaskan latar belakang dan pertimbangan, mengapa BRI kembali menjadi Title Sponsor BRI Liga I musim 2022-2023.
Pertama, dari sisi ekonomi, BRI ingin terus menghidupkan mata rantai ekonomi kerakyatan melalui industri sepak bola nasional.
Baca Juga: Jokowi: Mungkin Sebentar Lagi Kita Nyatakan Pandemi Sudah Berakhir
Ia menyinggung penelitian LPEM FEB UI yang menyebut kompetisi ini dapat menggerakkan perekonomian sebesar Rp 3 triliun. Selain itu, BRI juga menilai Liga 1 adalah sarana promosi yang efektif dan efisien.
“Penyelenggaraan BRI Liga I musim lalu tersebut turut berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi atau PDB (Produk Domestik Bruto) Indonesia pada kuartal I tahun 2022 yang mampu tumbuh 5,01 persen YoY, (year on year/secara tahunan,” ungkapnya.
Sumber :
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.