Namun, kategorinya masih didominasi oleh startup di sektor teknologi keuangan atau financial technology (fintech), yakni sebesar 23 persen dari total jumlah startup, disusul retail 14 persen.
Baca Juga: Mendag Zulkifli Hasan Minta Rp100 T Per Tahun ke Jokowi, untuk Apa Saja?
"Padahal tadi kalau kita lihat, urusan masalah krisis pangan, urusan pangan ke depan ini akan menjadi persoalan besar yang harus dipecahkan oleh teknologi," ucap Jokowi.
"Itu adalah kesempatan, itu adalah peluang, itu adalah opportunity, dan agriculture hanya 4 persen. Hati-hati, ini ada kesempatan besar di situ. Karena di dalam urusan pangan itu ada yang namanya urusan produksi, ada yang namanya urusan distribusi, ada yang namanya urusan pasar," tambahnya.
Jokowi juga menyinggung adanya krisis kesehatan dengan munculnya berbagai penyakit yang menyebar ke banyak negara.
"Kita ini negara dengan 17 ribu pulau, 514 kabupaten/kota, 34 provinsi, apa yang bisa kita lakukan agar kesehatan kita ini bisa melompat? Telemedisin bisa disambungkan, operasi jarak jauh bisa disambungkan dengan platform, dengan aplikasi," kata Jokowi.
Kemudian terkait UMKM. Ia mengatakan Indonesia mempunyai 65,4 juta UMKM namun baru sekitar 19 juta UMKM yang masuk ke platform digital. Padahal dengan memanfaatkan teknologi digital, bisa membuat UMKM menjangkau pasar yang lebih besar.
Baca Juga: Pakai Kompor Listrik 1.000 Watt tapi Enggak Perlu Tambah Daya? PLN: Ada Jalur Kabel Khusus
"Hati-hati 80 persen sampai 90 persen startup gagal saat merintis, karena sekali lagi, tidak melihat kebutuhan pasar yang ada. Berangkatnya mestinya dari kebutuhan pasar yang ada itu apa," sebut Jokowi.
"Yang kedua, juga karena kehabisan dana. Ini nanti fungsinya venture capital, fungsinya BUMN, agar ekosistem besar yang ingin kita bangun ini bisa saling sambung sehingga semuanya terdampingi dengan baik dan bisa tidak gagal untuk masuk ke pasar-pasar, ke peluang-peluang yang ada di negara kita," kata Jokowi.
Sumber :
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.