JAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Indonesia mengalami inflasi pada bulan Juni 2022 sebesar 0,61 persen, dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm).
Sedangkan inflasi tahun kalender (year to date/ytd) sebesar 3,19 persen. Sementara secara tahunan (year-on-year/yoy), inflasi pada Juni 2022 berada di level 4,35 persen.
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, angka tersebut lebih tinggi dibandingkan Mei 2022 yang sebesar 3,55 persen, sekaligus jadi yang tertinggi sejak Juni 2017.
Margo mengungkapkan, cabai merah menjadi komoditas penyumbang terbesar inflasi pada Juni 2022.
“Berdasarkan kelompok pengeluaran, kelompok makanan, minuman, dan tembakau memberi andil terbesar sebesar 0,47 persen atau terjadi inflasi 1,77 persen (mtm)," kata Margo dalam konferensi pers virtual, Jumat (1/7/2022).
"Komoditas yang menyebabkan kelompok ini menjadi penyumbang terbesar inflasi Juni adalah cabai merah dengan andil 0,24 persen.”
Selain cabai merah, cabai rawit dan bawang merah juga memberi andil cukup besar kepada inflasi Juni, masing-masing 0,10 persen dan 0,08 persen (mtm).
Baca Juga: Beli Pertalite Daftar MyPertamina Baru Berlaku Untuk Mobil, Motor Masih Seperti Biasa
“Kenaikan harga cabai merah, cabai rawit, dan bawang merah ini terjadi karena faktor cuaca atau turun hujan yang cukup lebat di beberapa sentra produksi yang menyebabkan gagal panen sehingga supply (persediaan, red) terganggu,” ujar Margo.
Selain kelompok makanan, kelompok pengeluaran transportasi memberikan andil 0,04 persen pada inflasi Juni 2022 secara bulanan, karena kenaikan tarif angkutan udara yang berandil hingga 0,03 persen.
“Kenaikan tarif angkutan udara disebabkan oleh kenaikan harga avtur yang mana pemerintah mengizinkan dilakukan penyesuaian harga. Di samping itu, ada kenaikan permintaan akibat pelonggaran syarat perjalanan,” sebut Margo.
Sedangkan jika dilihat secara tahunan, inflasi Juni 2022 yang mencapai 4,35 persen juga disebabkan oleh kenaikan harga komoditas di kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau.
“Kalau dilihat, andil terbesarnya adalah makanan, minuman, dan tembakau yang mengalami inflasi 8,26 persen (yoy). Komoditas yang dominan memberikan andil pada inflasi adalah minyak goreng, cabai merah, bawang merah, dan rokok kretek filter,” jelas Margo.
Baca Juga: Besok Tarif Listrik Naik, Ini Daftar Golongan Terdampak dan Besarannya Per Bulan
Kelompok pengeluaran transportasi secara tahunan mengalami inflasi 5,45 persen dengan komoditas yang dominan menyumbang inflasi ialah tarif angkutan udara dan bensin.
Selanjutnya kelompok yang memberikan andil kepada inflasi cukup besar secara tahunan adalah peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 4,77 persen (yoy) dengan komoditas dominan sabun detergen dan upah asisten rumah tangga.
Ia menilai, inflasi pada Juni 2022 lebih disebabkan kenaikan harga pangan domestik, bukan harga pangan dunia.
Komoditas pangan yang berbahan impor, seperti tepung terigu, gula pasir, dan tempe memang mengalami kenaikan harga, tetapi kenaikannya sangat tipis hingga belum berandil terhadap inflasi baik secara bulanan maupun tahunan.
"Hal ini tercermin dari tiga komoditas dengan nilai bahan impor tertinggi yakni gandum, gula, dan kedelai. Tadi saya sampaikan harga global terus merangkak, tapi belum berdampak terhadap harga di dalam negeri," terangnya.
“Jadi transmisinya belum terasa. Meski ada kenaikan, dampaknya ke inflasi masih tergolong rendah,” tambah Margo.
Sumber : KOMPAS TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.