Di Pasar Reni Jaya, harga sayuran hijau seperti kangkung dan bahan juga ikut naik hingga 2x lipat. Dari Rp 2.000/ikat menjadi Rp 4.000/ikat.
Tukang sayur keliling yang biasa membeli dagangannya di Pasar Reni Jaya, Sumi, mengeluhkan tingginya harga cabai dan sayuran. Mau tak mau, ia pun harus menaikkan harga ke ibu-ibu rumah tangga yang menjadi pelanggannya.
Baca Juga: Mulai Hari Ini, Tarif Tol Bogor Outer Ring Road Naik
"Cabai saya jual lagi ke pelanggan Rp 120.000 per kilo, kangkung bayam Rp 5.000/ikat," kata Sumi yang biasa berjualan keliling di wilayah Serua, Depok.
Sementara, para ibu rumah tangga biasa membeli cabai secara eceran. Sehingga jumlah cabai yang mereka dapatkan pun kian sedikit.
"Kalau beli cabe Rp 5.000 paling cuma dapet 6-8 biji, " ujar Vivi, seorang ibu rumah tangga yang tinggal di Cilodong, Depok.
Di Pasar Bulak, Klender, Jakarta Timur, kenaikan harga cabai bahkan hingga 5 kali lipat. Harga cabai rawit merah yang biasanya Rp 24.000/kg kini jadi Rp 100.000/kg, lalu harga cabai keriting merah dari Rp 24.000/kg menjadi Rp 60.000/kg.
Baca Juga: Bulan Februari, Ambil Bansos Tunai Rp 300.000 langsung di ATM Bank DKI
Mila, seorang penjual asinan di Cipinang yang biasa berbelanja di Pasar Reni, memilih tidak menaikkan harga jual asinannya. Kenaikan harga cabai ia siasati dengan mengurangi rasa pedas di Asinan buah dan sayur produksinya. Meskipun, hal itu membuat keuntungannya menipis.
"Pasti ada pelanggan yang protes, apalagi yang suka pedes. Tapi itu juga kalau ada yang minta tambahin sambelnya, ya saya tambahin. Mau gimana lagi, " terang Mila.
Hal serupa juga dilakukan oleh pengusaha warung makan di Kampung Makasar, Jakarta Timur, Sudarsono. Ia memilih mengurangi pemakaian cabai dalam masakannya, ketimbang menaikkan harga ke konsumen.
"Paling jadi kurang pedes aja rasa masakannya," kata Sudarsono.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.