Jelang Debat Keempat, Tim Pemenangan Masing-Masing Paslon Ungkap Soal Konsep Hilirisasi
Vod | 20 Januari 2024, 22:59 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Isu pengelolaan sumber daya alam menjadi perhatian capres cawapres 2024. Aktivis Lingkungan Hidup berharap capres-cawapres memiliki gagasan bila deposit tambang Indoensia mulai menipis atau habis nanti.
Salah satu tema yang akan dibahas dalam debat keempat pilpres adalah pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup.
Para capres-cawapres bakal memberikan pandangannya soal tata kelola sumber daya alam, termasuk sumber daya mineral di mana Indonesia memiliki komoditas yang cukup kaya.
Dalam berbagai kesempatan para capres-cawapres sudah kerap membeberkan janji soal pengelolaan sumber daya alam.
Capres Nomor Urut 1, Anies Baswedan berkomitmen memberantas keberadaan tambang ilegal yang mencuri kekayaan negara.
Capres Nomor Urut 2, Prabowo Subianto kerap menekankan soal hilirisasi komoditas pertambangan. Prabowo menyebut pentingnya pengolahan produk pertambangan agar Indonesia bisa mendapatkan nilai tambah ekonomi.
Calon Presiden Nomor urut 3, Ganjar Pranowo juga berkomitmen untuk mengurangi industri ekstraktif demi menjaga keseimbangan lingkungan.
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia atau WALHI mengingatkan eksploitasi pertambangan di Indonesia selama ini telah menyebabkan krisis lingkungan dan juga ketimpangan.
Berharap capres-cawapres memiliki gagasan soal ekonomi Indonesia jika deposit tambang di Indonesia kelak habis.
Indonesia memiliki 5 komodoitas tambang terbesar di Indonesia. Pertama adalah nikel, jumlah cadangan nikel di Indonesia mencapai 23% atau yang paling besar di dunia.
Timah Indonesia mencakup 17% cadangan dunia atau urutan ke dua. 7% cadangan batu bara dunia ada di Indonesia dan merupakan yang terbesar di dunia. Emas Indonesia 10% cadangan dunia atau terbesar ke 5 di dunia dan potensi bauksit 5% cadangan dunia atau ke 6 dunia.
Baca Juga: Debat Keempat Pilpres 2024, Muhaimin Bakal Berdiri di Tengah, Paparkan Visi Misi dan Gagasan Pertama
Penulis : Shinta-Milenia
Sumber : Kompas TV