Kasus Polisi Tembak Polisi akan Diambil Alih Mabes Polri, Ada Apa? | ROSI
Rosi | 7 Desember 2024, 09:04 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Kabag Ops Polres Solok Selatan, AKP Dadang Iskandar adalah tersangka dugaan penembakan terhadap Kompol anumerta Riyanto Ulil Anshar di Solok Selatan, Sumatera Barat. Penembakan dilatar belakangi urusan beking-bekingan tambang Ilegal galian C. Sempat beredar foto Dadang yang tidak diborgol di ruang pemeriksaan.
Wakapolri periode 2011-2013, Komjen (Purn.) Nanan Soekarna menegaskan hal ini sangat tidak dibenarkan, sebab ada berbagai prosedur yang ditentukan khususnya dalam kasus pembunuhan.
Kasus ini akan dilimpahkan ke Mabes Polri. Nanan menduga, Polda tidak mampu menangani atau ada keterlibatan, sehingga Mabes Polri mengambil alih kasus ini. Meski demikian, perlu pembuktian apa motif sebenarnya. Ia berharap kebenaran segera terungkap.
Perlukah Polisi Bersenjata?
Nanan Soekarna mengatakan anggota polisi harus bersenjata, namun harus tetap dilihat kapan itu digunakan dan bagaimana ancamannya.
“Menembak senjata pun juga bukan buat mematikan. Tapi kan melumpuhkan. Ancamannya seperti apa? Tidak setiap hari ada ancaman yang harus dengan senjata. Siapa yang dikedepankan dengan senjata, atau hanya dengan tongkat polisi saja,” pungkasnya.
Cerita Nanan Soekarna Mundur dari Jabatannya sebagai Kapolda Sumut
Nanan Soekarna pernah menjabat sebagai Kapolda Sumatera Utara pada 2008-2009. Ia mengundurkan diri dari jabatannya pasca-insiden 3 Februari yang menyebabkan ketua DPRD Sumut tewas.
“Saya pagi-pagi mengatakan kepada Pak Kapolri, ‘Bapak copot saya, berhentikan saya sebagai pertanggungjawaban saya’,” katanya kepada Kapolri Bambang Hendarso Danuri kala itu.
Nanan menemui massa aksi dan bertanya apa tuntutan yang ingin disampaikan. Massa meminta agar semua pelaku ditangkap dan Nanan mundur dari jabatannya. Nanan menjawab, semua pelaku sudah ditangkap dan ia sudah mundur dari jabatannya.
Hal itu dilakukannya untuk meredam massa dan membuat situasi kondusif. Nanan merasa bertanggung jawab terhadap kasus itu.
Selengkapnya saksikan di kanal youtube KompasTV.
Penulis : Elisabeth-Widya-Suharini
Sumber : Kompas TV