> >

6 Keutamaan Puasa Syawal, Dapat Pahala Puasa Satu Tahun hingga Menyempurnakan Ibadah

Beranda islami | 23 April 2023, 06:50 WIB
Ilustrasi puasa syawal yang jangan sampai lewat (Sumber: Pixabay/AhmedSaborty)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Setelah umat muslim menjalankan puasa Ramadan dan merayakan Idulfitri, maka dianjurkan untuk berpuasa Syawal.

Puasa Syawal memiliki berbagai keutamaan, hukum melaksanakannya adalah sunah. Hal ini sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW.

Puasa Syawal lebih baik dilakukan selama enam hari berturut-turut mulai dari 2-7 Syawal atau 23-28 April 2023.

Namun, puasa Syawal juga boleh dilakukan tidak berurutan misalnya setiap hari Senin dan Kamis atau yang lainnya selama masih berada di bulan Syawal.

Berikut keutamaan puasa Syawal:

Baca Juga: Jadwal Puasa Syawal 2023, Berikut Bacaan Niat dan Ketentuannya

1. Pahala puasa satu tahun

Melansir laman Kemenag.go.id, Minggu (23/4/2023), seorang muslim yang melaksanakan puasa Syawal maka sama seperti puasa satu tahun penuh. Rasulullah SAW bersabda:

"Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan, kemudian diikuti enam hari pada bulan Syawal, maka pahalanya sama dengan puasa satu tahun." (HR. Muslim). 

2. Menyempurnakan puasa Ramadan

Selain pahalanya sama dengan puasa satu tahun, puasa Syawal juga memiliki keutamaan seperti salat sunah rawatib. Fungsinya untuk menyempurnakan kekurangan-kekurangan dalam salat wajib. 

Oleh karena itu, puasa Syawal dapat menyempurnakan ibadah puasa Ramadan yang mungkin sempat dilewatkan.

3. Tanda ibadah Ramadan diterima

Dengan puasa enam hari pada bulan Syawal di antara ciri puasa Ramadannya diterima oleh Allah.

Sebab, apabila Allah menerima amal ibadah seseorang, Allah akan memudahkan orang tersebut untuk melakukan amal shaleh lainnya. 

Hal itu seperti yang dijelaskan oleh Ibnu Rajab dalam kitabnya:

"Balasan dari amalan kebaikan adalah amalan kebaikan selanjutnya."

"Barangsiapa melaksanakan kebaikan lalu dia melanjutkan dengan kebaikan lainnya, maka itu adalah tanda diterimanya amalan yang pertama."

"Begitu pula barangsiapa yang melaksanakan kebaikan lalu malah dilanjutkan dengan amalan kejelekan, maka ini adalah tanda tertolaknya atau tidak diterimanya amalan kebaikan yang telah dilakukan.” (Latho-if Al Ma’arif, hal. 394.).

4. Sunah Nabi

Rasulullah SAW sendiri sangat aktif melaksanakan puasa ini, bahkan dalam beberapa hadis dinyatakan bahwa Rasulullah SAW tidak pernah melewatkan puasa Syawal kecuali karena sakit atau keperluan lain yang penting.

5. Kesehatan

Puasa Syawal juga memberikan manfaat kesehatan bagi tubuh kita.

Dalam beberapa penelitian, puasa intermiten yang dilakukan selama beberapa hari dalam sebulan telah terbukti dapat meningkatkan kesehatan tubuh dan menurunkan risiko penyakit.

Sehingga, berpuasa Syawal dapat memberikan manfaat serupa bagi kesehatan kita.

6. Mendapat pahala

Puasa Syawal juga memberikan kesempatan untuk memperbanyak amal ibadah dan mendapatkan pahala yang besar dari Allah SWT.

Sebagaimana yang disebutkan dalam hadis riwayat Abu Dawud:

“Barang siapa yang berpuasa Ramadan kemudian diikuti dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka dia telah memperoleh pahala puasa .

Baca Juga: Waktu yang Tepat untuk Puasa Syawal Tahun 1444 Hijriah, Simak Penjelasan dan Bacaan Niatnya

 

Bolehkah Puasa Syawal tapi Belum Bayar Utang Puasa?

Terkait hal ini ada perbedaan pendapat dari para ulama yang bisa diambil salah satu manfaatnya.

Melansir MUI, sebagian ulama berpendapat, menqada puasa lebih utama didahulukan daripada puasa Syawal, sebab amalan sunah tidak akan diterima jika amalan wajib belum ditunaikan. 

Bagi mereka yang kuat berpuasa dan tidak punya halangan syar’i seperti sakit, musafir atau haid sebaiknya melakukan pandangan pertama ini.

Kedua, boleh mendahulukan Syawal daripada qada Puasa. Sebab sekalipun puasa qada hukumnya wajib, namun dari segi waktu sifatnya muwassa’ (fleksibel) hingga Ramadan berikut.

Sementara puasa Syawal sifatnya mudhayyaq (terbatas) di Bulan Syawal saja. Bagi mereka yang khawatir pada dirinya ada halangan Syar’I seperti musafir, haid, sakit, atau bahkan pekerjaan berat, sementara ia tidak mau menggabungkannya, maka boleh mendahulukan puasa Syawal daripada puasa qada.

Ketiga, boleh menggabungkan niat dua puasa yang nilai hukumnya berbeda yakni wajib dan sunah. Jadi puasa Syawal diikutkan dalam niat puasa qada. 

Artinya puasa qadha dilakukan di bulan Syawal dengan mengharap pahala bulan Syawal sebagaimana yang tersebut dalam Hadis tentang keutamaan Bulan Syawal. 

Penulis : Dian Nita Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU