Kisah Sahabat Nabi yang Cintanya Ditolak oleh Mantan Istrinya
Beranda islami | 12 September 2021, 20:06 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Alkisah, pada zaman Nabi ada seorang sahabat bernama Mughits dan ia begitu mencintai perempuan bernama Barirah. Barirah pernah menjadi istri Mughits ketika keduanya menjadi budak. Namun, setelah dimerdekakan oleh Sayyidah Aisyah, keadaan menjadi berubah. Cinta itu menjadi bertepuk sebelah tangan.
Ketika dua orang budak dimerdekakan, maka status pernikahan itu dikembalikan ke keduanya (khiyar). Boleh memilih untuk lanjut dalam pernikahan, namun boleh untuk berpisah.
Barirah pun memilih untuk berpisah dengan mantan suaminya. Sedangkan Mughits masih begitu mencintai Barirah dengan perasaan cinta yang begitu dalam. Ia enggan untuk berpisah dan membuntuti ke mana pun Barirah pergi.
Di mana pun Barirah berada, di situ Mughits ada dan menanti cintanya, menanti hatinya terbuka kembali. Di sepanjang jalanan Mekkah, keduanya pun jadi perbincangan.
Baca Juga: Curhat Muslimah kepada Nabi Saat Kehilangan Kekasih yang Dicintainya
Mughits pun melakukan pelbagai cara untuk memperjuangkan cintanya kembali. Ia sudah berkali-kali membujuk Barirah, namun gagal. Perjuangan Barirah yang dengan gigih berusaha mendapatkan cinta mantan istrinya itu pun sampai ke telinga Nabi.
Beliau pun bercakap dengan pamannnya, Abbas, perihal sahabat Mughits dan Barirah. Mereka berdua merasa kasihan kepada Mughits, namun juga tidak bisa memaksa Barirah.
Toh, Mughits juga orang yang berakhlak mulia, sahabat yang juga baik hati dan juga setia. Namun, perasaan cinta tidaklah bisa bohong.
Baca Juga: Pesan Nabi Muhammad saat Pasanganmu Jadi Sosok yang Bucin
Singkat cerita, Nabi pun berniat menjadi perantara antara Mughits dan Barirah agar keduanya balikan. Beliau berharap keduanya bisa disatukan kembali. Barirah pun sempat kaget ketika dirinya dipanggil Nabi untuk berbicara tentang hal personal seperti ini.
“Wahai Saudariku, Barirah. Mengapa engkau tidak mau balikan dengan Mughits?” tanya Rasul.
Sontak, Barirah pun memastikan, “Wahai Amirul Mukminin, apakah ini sebuah perintah darimu?”
“Tidak, Saudariku. Aku hanya kasihan kepada Mughits,” jawab Nabi.
Barirah terdiam.
“Aku sudah tidak lagi membutuhkan Mughits (hidup bersamanya),” tegas Barirah.
Mughits pun terdiam. Cintanya ditolak. Cinta sahabat Nabi itu bertepuk sebelah tangan. Nabi pun tidak memaksa Barirah karena ia tahu, cinta adalah soal perasaan dan untuk itu hanya mereka berdua yang tahu. Wallahu a'lam
Baca Juga: Baca Doa Ini Saat Kamu Patah Hati
Penulis : Dedik Priyanto Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV