Daftar Korban Tewas Banjir Bandang di Agam Sumbar, 4 Orang Belum Teridentifikasi
Sumatra | 12 Mei 2024, 21:37 WIBAGAM, KOMPAS.TV - Basarnas merilis daftar korban yang meninggal dunia dalam bencana banjir bandang yang terjadi di Sungai Pua dan Bukik Batabuah, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Minggu (12/5/2024).
Dalam keterangan yang diterima Kompas.tv, sebanyak 12 jenazah dari korban meninggal dunia telah diterima di kamar jenazah Rumah Sakit Achmad Mochtar Bukittinggi.
Baca Juga: Banjir Bandang Terjang Kabupaten Agam Sumatra Barat, BNBP: 15 Orang Tewas
Jenazah terdiri dari tiga laki-laki dan sembilan perempuan.
Sebanyak delapan jenazah di antaranya telah teridentifikasi, berikut daftarnya:
- Adek Hendra (40), warga Bukik Batabuah
- Adila (57), warga Payakumbuh
- Resfanel (65), warga Simpang Bukik Jorong Kubang Duo Koto Panjang, Bukik Batabuah, Kec. Canduang, Kabupaten Agam
- Suryani (52), warga Jl. U Dr Garang Kamp Kubu Tangah Galuang
- Syaukani Sani (56), warga Kapalo Koto
- Maryam M Akbar (8), warga Simpang Bukik
- Warni Bahar (64), warga Simpang Bukik
- Shanum (3), warga Simpang Bukik
Sementara itu, sebanyak empat jenazah masih dilakukan proses pemeriksaan dan identifikasi.
Diberitakan sebelumnya, banjir bandang terjadi di sejumlah wilayah di Kabupaten Agam, Sumbar, yakni di wilayah Bukik Batabuah, Lasi, Kecamatan Sungai Pua, Galugua, Kecamatan Ampek Koto, Malalak, Gasan, dan Maninjau.
Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Agam bersama warga telah menyiagakan ambulans di masing-masing puskesmas dan membersihkan material banjir bandang.
“Kami juga terus melakukan pencarian terhadap korban hilang,” terang Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Agam Ichwan Pratama Danda, Minggu (12/5/2024).
Baca Juga: Diterjang Banjir Lahar Hujan Gunung Marapi, Akses Padang-Bukittinggi Putus Total
Rina, warga Nagari Bukik Batabuah, Rina, mengatakan bahwa banjir bandang disertai lahar dingin ini merupakan bencana yang lebih besar dari banjir sebelumnya.
Pasalnya, banjir terjadi pada malam hari dan membawa material kayu dan bebatuan yang besar.
“Selain debit air yang banyak juga terdapat material kayu dan batuan besar yang datang. Jalan kami juga rusak. Bahkan ada rumah yang tertimpa batuan besar,” terangnya, seperti dikutip kompas.com
Penulis : Fiqih Rahmawati Editor : Deni-Muliya
Sumber : Kompas TV, Kompas.com