KLHK: Polusi Udara di Jakarta Diperparah Angin Muson Timur yang Bawa Udara Kering dari Australia
Jabodetabek | 12 Agustus 2023, 00:00 WIB"Sekarang ini musim kemarau ada fenomena lapisan inversi. Ketika pagi cenderung lebih dingin di permukaan dibandingkan di lapisan atas, sehingga mencegah udara untuk naik dan terdispersi. Itu menjelaskan mengapa di Jakarta keliatan keruh di bawah dibandingkan di atas karena setting perkotaan yang di mana kita semua hidup bersama," sambungnya.
Sebelumnya, Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan, 50 persen penyumbang terbesar yang mengakibatkan kualitas udara di Jakarta buruk adalah polusi dari transportasi.
"Kalau dihitung-hitung, 50 persen disumbang polusi dari transportasi," kata Heru usai evaluasi kinerja di Inspektorat Jenderal (Itjen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta Pusat, Kamis (10/8).
Sebagai upaya memperbaiki kualitas udara di Jakarta, Heru mengimbau warga Jakarta dan sekitarnya untuk beralih dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum seperti KRL, TransJakarta, MRT Jakarta dan LRT Jakarta.
Baca Juga: Pemprov DKI akan Terbitkan Pergub Pengendalian Pencemaran Udara, Begini Isinya
"Kami menggalakkan transportasi umum, yakni kereta umum, kereta LRT dan lain-lain. Nah itu juga harus sama-sama dengan kebijakan pemerintah pusat untuk kebijakan mengatasi polusi udara Jabodetabek," ujar Heru dikutip dari Antara.
Heru menyebut Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tidak bisa menangani polusi udara sendirian. Ia mengeklaim Pemprov DKI sudah menambah ruang terbuka hijau (RTH) hingga beralih ke mobil listrik.
"DKI sekuat apa pun, polusi itu tetap ada kalau tidak (ditangani) bersama-sama. Ini bukan menghilangkan tanggung jawab pemerintah daerah," katanya.
Berdasarkan data yang diterima Heru, dalam kurun waktu 1,5 tahun terakhir kendaraan roda empat meningkat dari empat juta menjadi enam juta. Sedangkan roda dua dari 14 juta menjadi 16 juta.
Lalu kendaraan yang berpelat B atau dari Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Bodetabek) pun sudah hampir semua masuk ke Jakarta. Karena itu Heru menyebutkan beban Jakarta memang berat.
Baca Juga: Jokowi Sebut Kemacetan di Jabodetabek dan Bandung Bikin Rugi Hampir Rp100 T per Tahun
Salah satu upaya Pemprov DKI mengurangi emisi, yakni pengadaan bus TransJakarta maupun mobil dinas bertenaga listrik.
"Contoh DKI menambah kendaraan bus dengan listrik, misal 2 tahun ke depan kita tambah 100 bus," katanya.
Begitu juga Dinas Perhubungan (Dishub) menggunakan kendaraan listrik untuk roda duanya.
"Kendaraan dinasnya secara bertahap walau anggaran terbatas," kata Heru.
Penulis : Dina Karina Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Antara