Wabah PMK Meluas di Bandung Barat, Hampir 5.000 Ternak Terpapar
Peristiwa | 20 Juni 2022, 19:51 WIBBANDUNG BARAT, KOMPAS.TV – Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kabupaten Bandung Barat (KBB) semakin meluas, nyaris 5.000 ekor ternak terpapar.
Hal itu dijelaskan Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Bandung Barat Undang Husni Tamrin saat ditemui, Senin (20/6/2022) oleh Kompas.com.
Menurut dia, hingga saat ini, pihaknya mencatat jumlah ternak yang terpapar PMK mencapai 4.904 ekor.
Ribuan ternak yang terpapar PMK itu didominasi oleh hewan ternak jenis sapi perah yang tersebar di beberapa wilayah peternakan masyarakat.
Baca Juga: Kabar Baik, Ratusan Sapi yang Positif PMK di Kabupaten Sumenep & Sejumlah Daerah Lainnya Sembuh!
"Data terbaru menunjukkan sebanyak 4.904 yang terpapar. Sementara yang sudah sembuh sebanyak 3.609 ekor," ujarnya.
Dia menambahkan, ribuan ekor sapi yang terpapar hawar PMK tersebut tersebar hampir di seluruh kecamatan di Bandung Barat.
Jumlah hewan ternak sapi yang terpapar PMK terbanyak berada di Kecamatan Lembang dan Parongpong.
"Tersebar di 42 desa di 14 kecamatan. Kebanyakan memang sapi perah yang terpapar," kata Undang.
Dia menuturkan, hawar PMK ini bisa menyebabkan kematian pada hewan ternak, namun persentase menuju kematian sangat minim.
Menurut dia, hingga saat ini jumlah sapi yang mati akibat wabah tersebut berkisar ratusan ekor.
"Sejauh ini ada 84 ekor yang mati di kandang akibat PMK. Sebanyak 104 ekor dipotong paksa karena dikhawatirkan sapi PMK semakin parah," sebutnya.
Undang juga mengimbau pada para peternak agar langsung melaporkan jika terlihat ada indikasi PMK pada tubuh hewan ternak mereka.
Baca Juga: Produksi Susu Sapi Turun Akibat PMK
Pembersihan dan penyemprotan disinfektan di kandang-kandang ternak juga menjadi kunci utama untuk mencegah penularan PMK.
"Hindari pencucian di air yang mengalir, karena dikhawatirkan wabah menular melalui air di wilayah hilir. Jika terpaksa harus dipotong, kami sarankan dipotong di RPH agar terproses dengan baik," tuturnya.
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Fadhilah
Sumber : Kompas.com