> >

Ada Dugaan Kekerasan di Desa Wadas, Kapolri: Aparat Tak Bermaksud Sakiti Hati Masyarakat, Tapi...

Peristiwa | 16 Februari 2022, 15:50 WIB
Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo buka suara soal adanya dugaan kekerasan yang dilakukan aparat penegak hukum terhadap warga Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah beberapa waktu lalu. (Sumber: ANTARA/HO-Divisi Humas Polri)

 

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo buka suara soal adanya dugaan kekerasan yang dilakukan aparat penegak hukum terhadap warga Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah beberapa waktu lalu.

 

Diketahui, indikasi tindak kekerasan oleh aparat kepolisian ini merupakan hasil temuan awal dari Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).

Menurut Komnas HAM kejadian tersebut membuat sejumlah warga dewasa dan anak mengalami trauma. 

Menanggapi hal ini, Sigit menyebut aparat yang diterjunkan saat itu tidak bermaksud untuk menyakiti hati warga Desa Wadas.

Melainkan, kata dia, keberadaan aparat untuk mengantisipasi terjadinya bentrokan yang lebih tinggi.

Hal ini disampaikan Sigit saat memantau akselerasi vaksinasi Covid-19 di Discovery Mall, Kuta, Bali, Rabu (16/2/2022).

"Apa yang dilakukan Polri bukan bermaksud menyakiti hati masyarakat, tapi lebih dalam kondisi bagaimana supaya tidak terjadi risiko bentrok yang lebih tinggi," kata Sigit seperti dikutip dari Kompas.com.

Dia kemudian berpendapat bahwa dialog menjadi hal utama untuk menyelesaikan akar-akar permasalahan di Desa Wadas dengan baik.

Baca Juga: Fakta Baru soal Kericuhan Desa Wadas Temuan Komnas HAM, Ada Warga Ketakutan Belum Berani Pulang

Sebab itu, Polri kata dia, akan membuka ruang diskusi terhadap dugaan kekerasan aparat yang ditemukan Komnas HAM. 

Sigit juga berjanji akan melaksanakan rekomendasi dari Komnas HAM.

"Saya kira kita sama-sama transparan dari dulu, dan itu komitmen saya. Kita turunkan tim, kita buka ruang, kita lakukan investigasi yang dilaksanakan teman-teman Komnas HAM. Dan tentunya hasilnya kita akan proses kalau ada rekomendasi atau temuan," jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, ricuh di Wadas dipicu saat pengukuran lahan tambang andesit untuk pembangunan Bendungan Bener oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN), Selasa (8/2).

Sebagian warga menolak aktivitas penambangan batu andesit di Wadas yang digunakan untuk membangun bendungan tersebut.

Kemudian terjadi ketegangan. Akibatnya, puluhan warga ditangkap dan digelandang ke Mapolres Purworejo.

Namun, menurut keterangan polisi, seluruh warga yang ditangkap telah dipulangkan pada Rabu (9/2) sore.

Baca Juga: Ganjar Serahkan Evaluasi Soal Dugaan Kekerasan Terhadap Warga Wadas Kepada Kapolda Jateng

Penulis : Isnaya Helmi Editor : Purwanto

Sumber : Kompas.com


TERBARU