> >

Aktivitas Gunung Semeru Masih Didominasi Gempa Guguran, Masyarakat Tetap Diminta Waspada

Peristiwa | 20 Desember 2021, 15:49 WIB
Ilustrasi. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMB) gempa guguran dan tektonik di Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur terus terjadi. (Sumber: AP Photo/Trisnadi)

LUMAJANG, KOMPAS.TV - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMB) menyatakan aktivitas gempa guguran dan tektonik di Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur terus terjadi.

Hal tersebut berdasarkan laporan pengamatan PVMBG sejak pukul 06.00-12.00 WIB, Senin (20/12/2021) bahwa telah terjadi gempa guguran sebanyak 5 kali dan gempa tektonik jauh sebanyak 3 kali.

"5 kali gempa Guguran dengan amplitudo 2-4 mm dan lama gempa 60-90 detik. 3 kali gempa Tektonik Jauh dengan amplitudo 7-22 mm, S-P 20-57 detik dan lama gempa 65-155 detik," tulis pihak PVMBG dikutip dalam laman resmi, Senin (20/12/2021).

Sementara itu, amatan meteorologi di gunung tertinggi di Pulau Jawa ini terpantau mendung dengan angin bertiup lemah ke arah barat.

Adapun suhu udara disekitar Gunung Semeru berkisar pada 24-32 derajat celcius dengan visual yang dominan tertutup kabut.

"Gunung kabut 0-I hingga kabut 0-II. Asap kawah tidak teramati. Visual Gunungapi Semeru dominan tertutup kabut," tulis petugas PVMBG.

Baca Juga: Puan Kunjungan Kerja ke Jawa Timur, Temui Pengungsi Semeru dan Ziarah ke Makam Bung Karno

Saat ini diketahui, Gunung Semeru masih ditetapkan dengan status di level III atau Siaga.

Dalam kondisi tersebut, PVBMG mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan dan sejauh 13 kilometer dari puncak.

"Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak," lanjut pihak PVMBG.

Tak hanya itu, masyarakat juga diminta tidak melakukan aktivitas dalam radius 5 Kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru lantaran rentan terhadap bahaya lontaran batu pijar.

Terakhir, masyarakat harus selalu waspada terhadap potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru.

Aliran sungai yang perlu diwaspadai meliputi sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

Diberitakan sebelumnya, status tanggap darurat erupsi Gunung Semeru diperpanjang selama tujuh hari, terhitung 18 sampai 24 Desember 2021.

Perpanjangan status tanggap darurat erupsi Gunung Semeru tercantum dalam Surat Keputusan (SK) Bupati Lumajang Nomor 188.45/549/427.12/2021 tentang Perpanjangan Status Tanggap Darurat Bencana Erupsi Gunung Semeru.

Dalam SK tersebut, Bupati Lumajang meminta kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk mengambil langkah serta berkoordinasi antar organisasi perangkat daerah dan instansi terkait.

“Selain itu juga meminta untuk mempersiapkan segala potensi untuk penanggulangan bencana,” ujar Bupati Lumajang seperti yang tercantum di dalam SK.

Baca Juga: Status Tanggap Darurat Gunung Semeru Erupsi Diperpanjang

Penulis : Nurul Fitriana Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU