Kepala BRIN: Poltek Nuklir Harus Jadi Pusat Pendidkan Vokasi Teknologi Nuklir Kawasan Regional
Sosial | 30 Oktober 2021, 20:31 WIBSLEMAN, KOMPAS.TV - Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko meresmikan pendirian Politeknik Tenaga Nuklir Indonesia atau Poltek Nuklir, Sabtu 30 Oktober 2021.
Ia berharap Poltek Nuklir yang kampusnya berada di kawasan Babarsari, Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bisa menjadi pusat pendidikan vokasi teknologi nuklir.
“Harapan kami bisa jadi pusatnya tak hanya di Indonesia tapi juga kawasan regional,” kata Handoko usai meresmikan pendirian Poltek Nuklir, Sabtu siang.
Baca Juga: Megawati Tanya Alasan Pengangkatan Dirinya Jadi Ketua Dewan BRIN, Jokowi: Ya, Saya Maunya Ibu
Menurut dia, lulusan Poltek Nuklir ke depannya juga punya bekal kompetensi yang bervariasi meski kemampuan dasarnya soal teknologi nuklir.
“Apalagi ketika digitilasasi fasilitas nuklir di Indonesia kan butuh SDM cukup banyak. Nanti lulusan Poltek Nuklir bisa terserap ke sana,” imbuh mantan Kepala LIPI itu.
Adapun Poltek Nuklir didirikan untuk menindaklanjuti Peraturan BRIN No 13/2021 yang telah diundangkan sejak 28 Oktober 2021, serta PP 4/2012 tentang Penyelenggaraan dan Pengelolaan Pendidikan Tinggi.
Handoko menambahkan, perubahan tersebut merupakan milestone ke-3 bagi pendidikan vokasi yang berdiri sejak 1985 dan berubah menjadi STTN (Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir) pada 2001.
Baca Juga: Kepala BRIN: Pengangkatan Megawati Jadi Dewan Pengarah adalah Dukungan Politik
Untuk itu, tambah dia, BRIN bersama segenap pimpinan di Poltek Nuklir mencanangkan sejumlah target antara lain peningkatan status akreditasi menjadi A dari akreditasi B saat ini, penambahan kapasitas menjadi 1.000 mahasiswa dari 400 mahasiswa saat ini, menambah jumlah prodi mengikuti perubahan/kebutuhan zaman serta menyelenggarakan S2 dan S3 Terapan, dan peningkatan kualitas melalui penguatan global engagement dengan pendidikan tinggi dan linstitusi riset sejenis di luar negeri
Untuk mencapai target tersebut, lanjut Handoko, BRIN akan mendukung secara total melalui beberapa kebijakan konkrit antara lain pembebasan biaya masuk dan UKT bagi seluruh mahasiswa Poltek Nuklir mulai semester depan, penyediaan asrama bagi mahasiswa tahun pertama dan kedua, revitalisasi dan integrasi infrastruktur serta program pendidikan dan riset dengan BRIN Babarsari, peningkatan kuantitas, dan kualitas dosen dengan percepatan peningkatan kualifikasi melalui S2/S3 by-research.
Baca Juga: Megawati Dilantik jadi Ketua Dewan Pengarah BRIN, Lulusan Sekolah Nuklir di Jogja Ukir Sejarah
Sementara itu Deputi SDM IPTEK BRIN, Edy Giri Rachman Putra menyebut adanya perubahan status ini akan menjadi tantangan baru baik dalam sistem pembelajaran maupun penguatan SDM.
“Tantangan ke depan adalah bagaimana melakukan antisipasi lingkungan strategis baik internal maupun eksternal, bagaimana pembelajaran mampu menghasilkan dan mampu menguatkan SDM yang unggul di bidang teknologi nuklir, dan menjadikan lulusan berdaya saing global,” sambung Edy Giri.
Penulis : Gading Persada Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV