Andie Peci Harap TGIPF Kanjuruhan Adil: jika Tidak, Suporter akan Lakukan Gerakan Revolusioner
Sepak bola | 6 Oktober 2022, 19:39 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Perwakilan suporter sepak bola seluruh Indonesia, Andie Peci, berharap Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan bertindak adil.
Hal tersebut diungkapkan Andie Peci usai melakukan pertemuan dengan TGIPF di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Kamis (6/10/2022).
"Kami berharap, pemerintah yang dalam hal ini diwakili oleh TGIPF untuk bekerja lebih serius, adil dan objektif agar semuanya bisa kembali normal," ucapnya.
"Kalau kami mendapatkan hasil yang tidak adil buat suporter, tentu kami akan melakukan gerakan revolusioner, gerakan yang luar biasa terutama untuk federasi sepak bola nasional, PSSI, LIB dan sebagainya," tegas Andie Peci.
"Kami menunggu ini agar segera diputuskan," pungkasnya.
Dalam kesempatan tersebut, anggota TGIPF Akmal Marhali juga mengatakan menyambut baik kedatangan para perwakilan suporter Indonesia.
Akmal menegaskan, TGIPF akan menerima masukan dari suporter dalam rangka memperbaiki sepak bola nasional ke depannya.
Baca Juga: Demi Perbaikan Sepak Bola Nasional, TGIPF Tragedi Kanjuruhan Terima Masukan dari Seluruh Suporter
"Mereka menyampaikan pemikiran-pemikiran mereka, (dalam) upaya menyelamatkan sepak bola kita dari masalah yang selama ini terjadi," kata Akmal.
"Termasuk di antaranya adalah menyampaikan agar kasus Tragedi Kanjuruhan atau meninggalnya suporter di lapangan sepak bola tidak lagi terjadi."
"Dan juga mengamanatkan kepada tim pencari fakta untuk mengusut tuntas segala kasus yang terjadi, juga menegakkan aturan-aturan yang sudah ada."
"Dan yang paling penting disampaikan tadi, adalah bahwa bagaimana ke depannya sepak bola Indonesia ini menjadi lebih baik," ucap pria yang juga menjabat koordinator Save Ous Soccer (SOS) itu.
"Kita berharap, ke depan suporter menjadi pahlawan penyelamatan sepak bola Indonesia," lanjutnya.
"Karena itu, tim pencari fakta dengan sangat terbuka menerima masukan, saran, kritik dalam rangka melakukan investigasi kasus, sekaligus juga dalam rangka melakukan atau menyusun langkah-langkah terbaik dalam membangun sistem baru sepak bola Indonesia ke depannya," jelas Akmal.
Seperti yang diketahui, sepak bola Indonesia berduka usai kericuhan yang berujung tragedi di Stadion Kanjuruhan setelah pertandingan antara Arema vs Persebaya, Sabtu (1/10/2022) malam lalu.
Dalam Tragedi Kanjuruhan itu, 131 orang meninggal dunia karena sesak napas dan terinjak-injak saat ingin keluar dari stadion setelah aparat keamanan melepaskan tembakan gas air mata.
Sementara itu, ratusan suporter lainnya mengalami luka-luka dan masih dirawat di sejumlah rumah sakit di Malang.
Baca Juga: Temui TGIPF, Perwakilan Suporter Sepak Bola Minta Usut Tuntas Tragedi Kanjuruhan
Penulis : Rizky L Pratama Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV