> >

Turun Tangan, Bupati Sleman Pastikan Homebase PSS Tetap di Maguwoharjo

Kompas sport | 2 Oktober 2021, 07:59 WIB
Suporter PSS Sleman, Brigata Curva Sud (BCS). (Sumber: CHRISTINA KASIH/BOLASPORT)

SLEMAN, KOMPAS.TV - Bupati Sleman Dra. Hj. Kustini Sri Purnomo turun tangan terkait polemik antara manajemen PSS Sleman dengan para suporternya, perihal ancaman pemindahan homebase klub. 

Pada Jumat (1/10/2021) kemarin, Kustini didampingi Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa serta Ketua DPRD Sleman Haris Sugiarta memanggil manajemen PSS di rumah dinas. 

Dari pihak PSS dihadiri oleh Hempri Suyatna, Yoni Arseto, serta Andi Wardana. Sementara Direktur Utama (Dirut) PT PSS Marco Gracia Paulo hanya dihubungi lewat saluran telepon. 

Lewat pertemuan tersebut, Kustini memastikan homebase PSS tidak berpindah dan meminta kepada Marco untuk melontarkan permintaan maaf kepada masyarakat Sleman.  

Baca Juga: Sempat Ancam Pindahkan Kandang PSS Sleman, Marco Gracia Paulo: Saya Minta Maaf kepada Para Fans

"Melalui telepon, kami minta pak Marco untuk meminta maaf. Dan kami minta dilakukan segera. Serta saya pastikan Homebase PSS tetap di Sleman," ungkap Kustini.

Suporter PSS yang terdiri dari Slemania, Brigata Curva Sud (BCS) termasuk Sleman Fans meminta manajemen klub untuk memecat pelatih Dejan Antonic, menyusul performa buruk tim di 5 pekan perdana Liga 1 2021-22. 

Marco menyanggupi permintaan tersebut. Tetapi, dirinya mengancam homebase PSS akan dipindahkan dari Stadion Maguwoharjo. 

"Beliau (Marco) cerita kalau memang sedang tertekan. Tapi tadi saya juga sampaikan agar tetap sabar dan berfikir positif. Karena semua suporter pasti menginginkan performa yang terbaik di setiap laga," imbuh Kustini.

Pihak klub mengaku itu adalah pernyataan pribadi sang Dirut, bukan sebuah ide yang disepakati jajaran direksi secara keseluruhan. 

Baca Juga: Tanggapan Pelatih PSS Sleman Dejan Antonic Usai Dihancurkan Persebaya

Hempri Suyatna selaku perwakilan PSS yang hadir dalam pertemuan di rumah dinas Bupati, menyebut senarai hasil buruk klub disebabkan minimnya persiapan tim. 

"Kita baru berkumpul satu minggu jelang kompetisi, tentu itu sangat mepet sekali. Dan kondisi kita juga dialami tim-tim besar lain yang juga belum maksimal pada beberapa laga awal," ujar Hempri.
 

Penulis : Gilang Romadhan Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV/Humas Pemkab Sleman


TERBARU