> >

Partisipasi Pemilih di Pilkada Serentak Rendah, Anggota Komisi II Minta KPU Kaji Mendalam

Rumah pemilu | 29 November 2024, 15:51 WIB
Ilustrasi pilkada serentak 2024. Link hasil quick count Pilkada 2024 (Sumber: kpi.go.id)

JAKARTA, KOMPAS TV - Anggota Komisi II DPR RI Mohammad Toha meminta KPU melakukan evaluasi total terkait pelaksanaan Pilkada Serentak 2024. Salah satu yang disoroti terkait angka partisipasi pemilih di sejumlah daerah yang rendah. 

Toha mengatakan, KPU harus melakukan evaluasi total terhadap pelaksanaan pilkada kali ini. Jika angka partisipasi Pilkada 2024 hanya 50 persen, bahkan di bawah 50 persen, maka angka partisipasi mengalami penurunan dibanding pilkada sebelumnya.

Pada Pilkada 2015 angka partisipasi pemilih mencapai 64,02 persen. Pada Pilkada 2017 angkanya naik menjadi 74,20 persen. Kemudian pada Pilkada 2018, tingkat partisipasi pemilih mencapai 73,24 persen. Sedangkan partisipasi pemilih pada Pilkada 2020 sebanyak 73,4 persen.

Baca Juga: Cerita Petugas TPS Sukseskan Pilkada di Wilayah Terisolasi

"Penurunan partisipasi itu menjadi bahan evaluasi, kenapa partisipasi pemilih bisa menurun? Apa penyebabnya?" kata Toha dalam keterangannya, Jumat (29/11/2024). 

Menurut dia, tentu ada sejumlah kemungkinan yang menjadi penyebab menurunnya angka partisipasi pemilih. Misalnya, apakah masa kampanye yang pendek menjadi penyebab penurunan partisipasi. 

Dengan masa kampanye yang pendek, maka waktu sosialisasi para pasangan calon (paslon) sangat terbatas, sehingga masyarakat tidak mendapatkan informasi yang cukup. 

"Tentu ini harus dikaji secara mendalam," katanya.

Ia menduga salah satu penyebabnya seperti ada salah satu calon yang berkontestasi di pilkada berasal dari luar daerah tersebut. Sehingga. Karena masyarakat tidak senang dengan pasangan calon yang diusung, mereka kemudian memutuskan untuk tak datang ke TPS.

"Tentu kita akan menunggu evaluasi dan kajian mendalam yang dilakukan KPU," katanya. 

Partisipasi pemilih dalam Pilkada 2024 yang digelar serentak pada Rabu (27/11/2024) mencatat angka rendah di sejumlah daerah. 

Hasil pemantauan Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) menunjukkan tingkat partisipasi di beberapa daerah bahkan berada di bawah 50 persen. 

Di Tambora, Jakarta Barat, dan Bandung, Jawa Barat, misalnya, pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat kurang dari separuh dari daftar pemilih tetap (DPT).

Baca Juga: Begini Perhitungan Target KPU Selesaikan Rekapitulasi Pilkada Serentak 2024 | SERIAL PILKADA

”Angka ini menunjukkan perlunya upaya lebih keras dari penyelenggara pemilu dan pemerintah untuk meningkatkan kesadaran politik masyarakat,” kata Wakil Manager Pendidikan Pemilih JPPR Guslan Batalipu di Jakarta, Kamis (28/11/2024), dikutip dari Kompas.id.

 

Penulis : Fadel Prayoga Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU