Kata Keluarga Siswa SMK yang Ditembak Polisi di Semarang: Tiba-Tiba Diminta Jemput Jasad Korban
Hukum | 26 November 2024, 10:08 WIBSEMARANG, KOMPAS.TV - Keluarga siswa SMK di Semarang yang ditembak mati polisi mengaku tiba-tiba dihubungi polisi untuk menjemput jasad GR (17). Pihak Polrestabes Semarang mengklaim GR terlibat tawuran sehingga ditembak mati anggota polisi.
Kerabat GR, Umi, menyebut pihak keluarga menerima kabar duka dari Polrestabes Semarang pada Minggu (24/11/2024) pukul 12.30 WIB. GR ditembak polisi pada Minggu (24/11) dini hari.
Umi mengatakan keluarga saat itu sedang bersiap untuk mengikuti pengajian. Namun, polisi menelepon dan meminta mereka menjemput jenazah GR di RSUP dr. Kariadi Semarang.
Baca Juga: Anak SMK Semarang yang Ditembak Mati Polisi Dikenal Berprestasi, Sekolah: Tak Ada Indikasi Tawuran
Umi mengonfirmasi bahwa GR meninggal dunia akibat luka tembak. Polisi disebutnya belum memberi informasi jelas mengenai kematian GR.
"Betul (karena luka tembak). Tahu-tahu meninggal, saya bingung sendiri. Dari Polrestabes beritanya, kurang jelas itu. Tolong dibantu. Ini masih berduka," kata Umi dikutip Kompas.com.
"Dari keluarga belum tahu pastinya seperti apa. (Jasad) dibawa ke rumah oleh keluarga, kita jemput dari Rumah Sakit Kariadi."
Di lain sisi, Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar menyebut anggotanya terpaksa menembak GR karena melawan. Pihak kepolisian mengklaim GR terlibat tawuran gangster di sekitar Perumahan Paramount, Semarang Barat.
Irwan menyebut anggotanya berusaha melerai. Namun, para remaja yang terlibat tawuran disebutnya tidak kooperatif sehingga polisi melepaskan tembaka.
"Saat kedua kelompok gangster ini melakukan tawuran, muncul anggota polisi. Kemudian dilakukan upaya untuk melerai. Namun, ternyata anggota polisi informasinya diserang, sehingga dilakukan tindakan tegas," kata Irwan.
Pihak sekolah sendiri meragukan keterangan polisi bahwa GR terlibat tawuran. Wakil kepala sekolah tempat korban belajar, Agus Riswantini, menyebut GR dikenal sebagai anak baik yang rajin mengikuti kegiatan paskibraka.
Agus menyebut terdapat dua siswa lain yang terluka dalam insiden tersebut. Namun, pihaknya belum menerima informasi dari orang tua yang bersangkutan.
"Ada tiga siswa, satu meninggal dunia, dua selamat. Inisial S masih di rumah sakit, dan satunya A di rumah, belum bisa dikunjungi, masih trauma," katanya.
Pihak sekolah mengenal GR dan kedua temannya yang terluka sebagai siswa berprestasi. Belakangan, ketiganya pun mengikuti Pekan Olahraga dan Seni Mahasiswa, Pelajar, dan Taruna Akademi Kepolisian (Porsimaptar) 2024 tingkat SMA/SMK se-Jawa Tengah dan membawa pulang piala.
"Kalau tawuran kok bertiga? Terus mereka dari organisasi baik. Apa mungkin tertembak salah sasaran. Katanya yang melakukan oknum polisi atau siapa pun itu belum tahu," kata guru kesiswaan tersebut.
Baca Juga: Siswa SMK Tewas Diduga Ditembak Polisi, Kapolrestabes Semarang: Sedang Dilakukan Pendalaman
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV