Bambang Widjojanto: Ahli Pertama sampai Keempat yang Dihadirkan Prabowo-Gibran Lucu-lucu
Hukum | 4 April 2024, 15:05 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Anggota tim hukum Timnas Anies-Muhaimin, Bambang Widjojanto (BW), sebut ahli yang dihadirkan kubu Prabowo-Gibran lucu-lucu.
Hal tersebut disampaikan oleh Bambang Widjojanto (BW) usai sidang sengketa Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi, Kamis (4/4/2024).
“Ahli pertama sampai keempat lucu-lucu. Yang pertama, Pak Asrun ditegur, saya menggunakan istilah ditegur karena beberapa argumen yang dikemukakannya itu oldfashion argument yang sudah rejected, yang udah nggak kepakai, dan yang mulia Hakim Arief menjelaskan itu,” kata Bambang.
“Begitupun Pak Margarito seluruh judicial activism yang dilakukan oleh MK, yang mencoba menegakkan substansial justice dikatakan oleh dia itu keliru, gila banget dia ini, Margarito.”
Baca Juga: Respons Walkout Bambang Widjojanto, Eddy Hiariej: Dia Minta Belas Kasihan Jaksa Agung saat Tersangka
Bambang lebih lanjut menambahkan, ahli yang dihadirkan paslon 02 Prabowo-Gibran juga tidak ada yang meng-counter perihal bantuan sosial yang berdampak besar pada elektoral.
“Dari seluruh ahli yang dihadirkan oleh 02 pada hari ini atau pihak terkait hari ini tidak ada satupun ahli yang meng-counter ahli kami yang berkaitan dengan bantuan sosial, karena ahli yang ditampilkannya sama sekali tidak ada,” ucap Bambang.
“Ahli kami 3 orang itu mengkonfirmasi bahwa bantuan sosial itu mempunyai dampak besar terhadap elektoral.”
Bambang kemudian mengungkapkan sejumlah kejanggalan dalam penyaluran bantuan sosial yang terjadi saat jelang Pemilu 2024.
Baca Juga: Eddy Hiariej: Mestinya Soal Batas Usia Capres-Cawapres Tidak Dipersoalkan kepada KPU, tetapi MK
“Bantuan sosial Januari 2023 cuma Rp3 triliun sementara bantuan Januari 2024 itu hampir Rp12 triliun lebih. Yang kedua, ada beras yang dibeli dengan alasan bantuan ad hoc karena El Nino, kebutuhannya cuma 600.000 ton tapi yang diimpor itu 3 juta ton. Jadi lebih dari 500% dan dalam sepanjang sejarah menurut ahli Faisal Basri, harga beras pada saat itu harga Indonesia di atas Rp20.000 atau Rp20.000 itu argumen yang kedua,” ucap Bambang.
“Yang ketiga, yang tidak bisa di-counter sampai hari ini kunjungan Pak Jokowi ke beberapa tempat terkonfirmasi berkaitan dengan Bansos dan konsolidasi pejabat daerah,” ucap Bambang.
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV