14 Januari Hari Layang-Layang Internasional, Ini Sejarahnya
Humaniora | 14 Januari 2024, 16:00 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Hari Layang-layang Internasional diperingati pada 14 Januari setiap tahun. Biasanya peringatan Hari Layang-layang Internasional ini dirayakan dengan festival layang-layang internasional.
Festival Layang-layang Internasional 2024 akan dilaksanakan di Gujarat India. Dikutip dari National Today, Hari Layang-layang Internasional memperingati transisi dari musim dingin ke musim panas, serta panen tanaman musim dingin yang akan datang.
Layang-layang yang dikaitkan dengan perayaan melambangkan roh para dewa yang terbangun dari tidur musim dingin mereka. Dalam bahasa Hindi, festival ini dikenal dengan nama Uttarayan, sedangkan di daerah lain di India dikenal dengan nama Makar Sankranti.
Baca Juga: Sejarah Hari Ibu Nasional Setiap 22 Desember, Berawal Dari Kongres Perempuan Indonesia
Secara umum, layang-layang sederhana terbuat dari kertas warna-warni yang ringan dengan rangka bambu. Garis layang-layang sering kali dilapisi dengan campuran beras dan pecahan kaca untuk membantu 'pertarungan layang-layang'.
Festival Layang-layang Internasional ini pertama kali diadakan pada 14 Januari 1989. Dalam penyelenggaraan Festival Layang-layang Internasional, penerbang layang-layang akan berusaha memotong tali layang-layang penerbang layang-layang lainnya.
Saat festival ini berlangsung, langit akan dipenuhi layang-layang dan bahkan biasanya ada akrobat. Kemudian pada malam hari, layang-layang bercahaya yang dikenal sebagai 'tukkal' akan memeriahkan langit ditambah dengan pesta kembang api.
Berdasarkan penelitian Wolfgang, seorang penggemar dan ahli layang-layang kelas dunia dari Jerman menyatakan bahwa Kagati Korope adalah layang-layang pertama di dunia. Layang-layang ini diperkirakan berusianya sekitar 4.000 tahun.
Kaghati Kolope adalah layang-layang tradisional yang terbuat dari daun. Layang-layang berasal dari Pulau Muna di Sulawesi Tenggara.
Baca Juga: Sejarah Hari Bela Negara yang Diperingati Tiap 19 Desember, Berawal dari Agresi Militer II
Pada 1997, pesona dan keindahan layang-layang dari tenggara Sulawesi ini muncul pada Festival Layang-layang Internasional yang diadakan di Prancis. Bahkan, menjadi perbincangan hangat para pecinta layang-layang.
Penulis : Switzy Sabandar Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV