TKN Prabowo Sebut Anies dan Ganjar Sebar Fitnah: Berusaha Menelanjangi Kekuatan, Berbahaya
Rumah pemilu | 8 Januari 2024, 12:32 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Dahnil Anzhar Simanjuntak, menyatakan bahwa Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo menyebarkan hoaks dan fitnah saat debat capres pada Minggu (7/1/2024).
Dahnil menyebut pertanyaan-pertanyaan Ganjar dan Anies soal Mirage 2000-5 serta anggaran pembeliannya mengandung “data bohong”.
Dahnil sendiri menilai pihaknya “diserang” karena Prabowo Subianto merupakan petahana Menteri Pertahanan RI.
"Sayangnya serangan-serangan itu seringkali membawa data-data dan fakta bohong dan palsu. Misalnya dalam konteks Mas Ganjar, menyebutkan bahwasanya Mirage-2000 berencana dihibahkan oleh Qatar, berdasarkan pengakuan dari Pak Yono,” kata Dahnil dalam program “Sapa Indonesia Pagi” Kompas TV, Senin (8/1).
“Tidak ada satu paper pun yang resmi menyatakan Qatar mau menghibahkan itu,” lanjutnya.
Baca Juga: Soal Penampilan Anies di Debat Capres, Presiden PKS Yakin Indonesia akan Disegani di Kancah Global
Lebih lanjut, Dahnil mengkritik pertanyaan Anies yang meminta transparansi soal pertahanan negara. Ia menyebut pertanyaan Anies “berbahaya” bagi negara.
"(Anies) menyebutkan bahwa 700 triliun anggaran Kementerian Pertahanan itu digunakan untuk beli alutsista bekas, itu langsung dikonfirmasi oleh Tempo, bahwasanya itu adalah fakta palsu,” kata Dahnil.
“Kedua, coba Anda perhatikan Mas Anies berulangkali menyatakan tidak ada rahasia di pertahanan negara, itu berbahaya. Pernyataan ini berbahaya. Pernyataan ini berusaha menelanjangi kekuatan dan sebagainya,” lanjutnya.
Wakil Ketua Dewan Penasihat Tim Pemenangan Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN) Sutiyoso menanggapi bahwa Prabowo seharusnya langsung merevisi dengan data yang benar jika data yang diungkapkan Anies salah.
"Kalau lawan debatnya itu mengutarakan data-data yang tidak akurat atau salah, ya langsung di-counter saja, dijawab dengan data yang benar. Tidak kemudian minta di lain kesempatan,” kata Sutiyoso.
Sementara itu, Direktur Muda Pangkalan Data Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD Christian Guntur menyampaikan bahwa Ganjar sebenarnya meminta kejelasan terkait anggaran dan alasan pembelian alutsista bekas kepada Prabowo dalam debat semalam.
"Sebenarnya yang diminta Pak Ganjar itu hanya clarity. Misalnya ya, kita punya UU Industri Pertahanan 2012, mensyaratkan banyak hal, termasuk offset. Dan juga UU itu mengatur tentang pembelian—bukan barang baru lah kalau tidak mau dibilang bekas,” kata Christian.
"Yang kami amati, kita tidak mengerti perencanaannya sepertti apa tentang Mirage ini. Contoh paling gampang adalah apakah ada kajian dari KKIP yan dibuka? Minimal ke DPR deh. Apakah ada kegentingan yang memaksa?" pungkasnya.
Baca Juga: Jokowi Bantah Tak Netral di Pilpres 2024 usai Bertemu Prabowo, Airlangga dan Zulhas
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV