4 Fakta Anggota TNI Keroyok Aktivis KAMMI: Kronologi, Ancam Bunuh, hingga Soal Motif
Hukum | 19 Desember 2023, 13:42 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Aktivis Pengurus Pusat (PP) Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Rizki Agus Saputra (26), menjadi korban pengeroyokan oleh anggota TNI di Duren Sawit, Jakarta Timur, Jumat (15/12/2023).
Kasus ini tengah menjadi perhatian publik usai Rizki melaporkan peristiwa tersebut ke Polres Metro Jakarta Timur dan Denpom Jaya II Cijantung.
Akibat insiden pengeroyokan tersebut, Rizki mengalami luka dan memar di pelipis kanan, bibir, kepala, serta memar di bagian paha karena kena tendang.
Baca Juga: 3 Hari Usai Dikeroyok Anggota TNI, Aktivis KAMMI: Memar Masih Ada, Fokus Cari Keadilan
Kronologi TNI Keroyok Aktivis KAMMI
Pada Jumat (15/12) pukul 13.50 WIB, Rizki hendak pulang dari RS Islam Jakarta ke rumahnya menggunakan sepeda motor. Saat di jembatan layang Pondok Kopi, Duren Sawit, seseorang mengklakson Rizki beberapa kali.
Ia mengaku tetap santai karena jalan di sebelah kanan masih lebar. Orang tak dikenal itu pun menyalip Rizki dan menatapnya dengan penuh amarah. Rizki berusaha mengacuhkan dan melanjutkan perjalanan.
Orang tersebut kemudian melintangkan kendaraan untuk menghadang Rizki sebanyak tiga kali dan berhasil dihindari. Ia yakin tidak melakukan kesalahan dan tidak memiliki urusan dengan anggota TNI.
“Tiba-tiba kaki saya langsung diterjang atau ditendang oleh oknum yang berbeda. Saya tidak terima, akhirnya saya balas menendang motornya,” ujar Rizki.
Ketua Bidang Polhukam PP KAMMI itu mengatakan bahwa orang yang mengklakson juga mengeluarkan kata-kata yang provokatif.
“Salah saya apa? Tanpa ampun dihajar habis-habisan, pelipis mata saya dua-duanya memar dan berdarah, hidung saya juga, bibir saya berdarah, kepala saya bengkak, paha saya memar biru,” ungkapnya.
Rizki mengaku dicekik oleh salah satu orang yang mengeroyok, bajunya robek, laptopnya terlempar, sandalnya hilang, dan motornya tergeletak.
Baca Juga: Identitas Anggota TNI yang Keroyok Aktivis KAMMI Berpangkat Praka, 2 Pelaku Belum Diketahui
Ancaman Pembunuhan
Rizki mengatakan bahwa saat anggota TNI itu mengeroyok dirinya, ada pernyataan bernada ancaman pembunuhan. Saat itu, warga sekitar sudah berdatangan dan berusaha melerai.
“Saya dipukul lagi. Dia dengan pongahnya mengatakan, ‘Saya militer, saya bunuh kamu’ atau kamu mau mati ya?’,” ceritanya.
Sebuah mobil mirip patroli sempat melintas dan menyalakan sirine. Rizki berusaha meminta tolong, tetapi tidak digubris. Warga juga sempat takut menghentikan pengeroyokan tersebut.
“Warga terus meminta saya untuk menjauh,” ucap dia.
Setelah berhasil dilerai, Rizki yang sudah tidak berdaya pun menghubungi kakaknya yang memintanya untuk langsung melapor. Ia pun melapor ke Polres Metro Jakarta Timur dan Denpom Jaya II Cijantung.
Baca Juga: Detik-detik Aktivis KAMMI Dikeroyok tanpa Ampun oleh Anggota TNI: Saya Militer, Kamu Mau Mati Ya?
Identitas Anggota TNI
Kuasa hukum Rizki, Zainur Ridlo, mengatakan bahwa anggota TNI yang mengeroyok kliennya adalah Praka RA yang bertugas di Angkatan Udara.
“Inisialnya RA. Pangkatnya Praka. Kalau informasi dari penyidik tadi, dinasnya di Angkatan Udara (AU),” kata Zainur di Polres Metro Jakarta Timur, Senin (18/12/2023).
Identitas dari anggota TNI tersebut diketahui usai Rizky mendatangi Denpom Jaya II Cijantung, Pasar Rebo, Jakarta Timur, untuk melakukan berita acara pemeriksaan (BAP), Senin.
Adapun, identitas dua pelaku lain belum diketahui dan masih diselidiki apakah keduanya warga sipil atau anggota TNI yang tengah tidak mengenakan seragam.
Baca Juga: Denpom Jaya Didesak Buka Identitas TNI yang Keroyok Aktivis KAMMI dan Segera Tetapkan Tersangka
Motif Pelaku
Komandan Polisi Militer Kodam Jaya (Danpomdam Jaya) Kolonel CPM Irsyad Hamdie Bey Anwar membenarkan adanya anggota TNI yang mengeroyok seorang warga sipil. Menurutnya, motif anggota TNI mengeroyok Rizki karena perselisihan di jalan raya.
“Motifnya perselisihan di jalan raya,” kata Irsyad, Minggu (17/12).
Namun demikian, Rizki membantah bahwa motif pengeroyokan tersebut karena perselisihan di jalan raya.
“Tidak ada motif terkait perselisihan di jalanan, tidak sama sekali. Apalagi, jalanan luas dan pukul 14.00. WIB, tidak ada macet sama sekali, mobil juga tidak lalu lalang, karena memang jam istirahat, bukan jam pulang (kerja),” ujar dia.
Penulis : Fiqih Rahmawati Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV, Kompas.com