> >

Viral Penampakan Kota Gaib Saranjana di Foto Wisatawan, Benarkah?

Viral | 9 Januari 2023, 11:53 WIB
Wisatawan asal Makassar mengaku mengalami hal aneh saat berwisata di Gunung Mamake yang dikaitkan dengan Kota Saranjana. (Sumber: Tribunnews)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Belakangan ini tengah viral seorang wisatawan asal Makassar, Sulawesi Selatan,  yang merasa aneh dengan foto yang diambil di Gunung Mamake. Foto tersebut dikaitkan dengan penampakan kota gaib Saranjana.

Devi Ayu Puspita mengaku datang dari Makassar untuk melakukan wisata di Gunung Mamake pada Minggu (1//1/2023) pukul 19.30 Wita.

"Kami seperti yang lain berwisata dan berfoto-foto, namun ada yang membuat kami terperangah dari hasil jepretan suami, " kata Devi Ayu Puspita di Kotabaru, dikutip dari Antara, Jumat (6/1/2023).

Pada saat sesi foto pertama tidak ada yang janggal dan biasa saja, seperti layaknya wisata pada umumnya, namun foto kedua menunjukkan keanehan hingga mereka bergegas turun dari puncak Gunung Mamake.

"Ada yang aneh dari foto kami, lalu kami bergegas untuk turun karena situasi juga gerimis," katanya

Ia tak berani membuka hasil jepretannya hingga sampai ke pinggir jalan utama menuju Sarang Tiung.

Baca Juga: Misteri 3 Kota Gaib di Indonesia, dari Saranjana hingga Wentira

Devi memaparkan, penampakan foto yang diambil saat di puncak terdapat perbedaan dari hasil alam yang sesungguhnya. Nampak terlihat seperti gedung dari deretan gedung layaknya kota metropolitan di belakang tampak dari kejauhan.

"Saya belum percaya seperti cerita kebanyakan orang, mungkin ini efek dari cahaya," terangnya

Apa yang dialami Devi pun dikaitkan dengan penampakan foto Saranjana, yang dikenal sebagai kota tak kasat mata.

Lantas, apakah Saranjana benar-benar ada?

Seorang dosen FKIP Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Jurusan Sejarah, Mansyur mencoba menganalisa Saranjana, dari perspektif historis ilmiah.

Melalui tulisannya di akun Facebooknya Sammy 'xnyder Istorya, Mansyur yang juga mantan seorang jurnalis menulis tentang Saranjana.

Menurut dia, ada tiga versi lokasi Saranjana hasil penelusurannya. Pertama, di Kotabaru, Kalimantan Selatan. Kedua, di Teluk Tamiang, Pulau Laut. Ketiga, di sebuah bukit kecil yang terletak di Desa Oka-Oka Kecamatan Pulau Laut Kelautan, Kotabaru, Kalimantan Selatan.

Dari perspektif historis menurut Mansyur,  Saranjana adalah fakta. Sebab, Salomon Muller, naturalis berkebangsaan Jerman mengambarkan bahwa terdapat wilayah yang ditulisnya sebagai Tandjong (hoek) Serandjana tahun 1845.

Hal itu tercantum dalam petanya berjudul "Kaart van de Kust-en Binnenlanden van Banjermasing behoorende tot de Reize in het zuidelijke gedelte van Borneo" (peta wilayah pesisir dan pedalaman Borneo). 

"Tandjong ini terletak di sebelah selatan Pulau Laut, tepatnya berbatasan dengan wilayah Poeloe Kroempoetan (Pulau Kerumputan) dan Poeloe Kidjang," kata Mansyur, dikutip dari Tribunnews.

Baca Juga: Mengadu ke Hotman Paris Soal Kisruh Rumah Tangga, Norma Risma Tak Tega Laporkan Ibunya ke Polisi

Kendati demikian, belum bisa dipastikan apakah Salomon Muller pernah berkunjung ke Tandjong (hoek) Serandjana sebelum memetakannya.

Salomon Muller pun tidak pernah menyinggungnya dalam beberapa artikelnya yang diterbitkan Verhandelingen van het Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen.

Menurut Mansyur, sumber lainnya yang memuat tentang Serandjana adalah Pieter Johannes Veth, dalam "Aardrijkskundig en statistisch woordenboek van Nederlandsch Indie: bewerkt naar de jongste en beste berigten", halaman 252.

Kamus ini diterbitkan di Amsterdam oleh P.N. van Kampen, tahun 1869.

Veth menuliskan "Sarandjana, kaap aan de Zuid-Oostzijde van Poeloe Laut, welk eiland aan Borneo's Zuid-Oost punt is gelegen" (Sarandjana, tanjung di sisi selatan Poeloe Laut, yang merupakan pulau yang terletak di bagian tenggara Kalimantan).

Secara terminologi, kalau dikomparasikan dengan kosakata India, "Saranjana" berarti tanah yang diberikan.

Terlepas dari analisis tersebut, hingga saat ini belum ada yang membuktikan secara pasti apakah Kota Saranjana benar-benar ada.

Namun, Saranjana hidup dalam mitos warga setempat sebagai kota yang memiliki peradaban sangat maju.

Penulis : Dian Nita Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Antara, Tribunnews


TERBARU