> >

Kisah Bung Hatta dan Tokoh PKI Alimin: Keras dalam Perbedaan Paham, Dijenguk Ketika Sakit

Sosok | 29 September 2022, 05:35 WIB
Bung Hatta (berdiri) ketika menjelaskan lagi pendapatnya tentang saat-saat menjelang Proklamasi Kemerdekaan di rumah bekas penculiknya, Singgih (baju batik hitam). Tampak dari kiri kekanan: GPH Djatikusumo, D. Matullesy SH, Singgih, Mayjen (Purn) Sungkono, Bung Hatta, dan bekas tamtama PETA Hamdhani, yang membantu Singgih dalam penculikan Soekarno Hatta ke Rengasdengklok. (Sumber: Kompas/JB Suratno)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Mohammad Hatta, sang proklamator yang namanya harum karena sikap kenegarawanan dan kesederhanaanya, itu selalu keras dalam mengeritik paham komunisme.

Bukan hanya itu, Bung Hatta, sapaannya terang-terangan menentang pendirian para pendukung paham komunis.

Namun, dalam soal hubungan perkawanan Hatta justeru sangat akrab. Hal itu diungkapkan oleh sekretaris pribadinya, I Wangsa Widjaja dalam buku, "Mengenang Bung Hatta", yang diterbitkan oleh CV Haji Masagung (1988).

"Hatta secara pribadi memperlakukan tokoh-tokoh itu, menurut saya, secara manusiawi sekali, walaupun kebanyakan tokoh-tokoh komunis tidak menyukai beliau," kata Wangsa Widjaja.

Hatta bahkan tidak pernah menganggap tokoh-tokoh komunis itu sebagai musuh pribadinya.

Tokoh PKI Semaun pernah menjadi kawan akrabnya. Bahkan, ketika tokoh PKI lainnya, yaitu Alimin terbaring sakit, Hatta tak segan menjenguknya.

Baca Juga: Megawati Sentil Pemerintah: Kenapa Konsep Koperasi Bung Hatta Tak Dijalankan?

Peristiwa itu diuraikan secara gamblang oleh Wangsa Widjaja, ketika Alimin dirawat di Rumah Sakit Cipto MangunKusumo (RSCM) Jakarta. Keadaan Alimin kala itu cukup parah.

Pahlawan Nasional yang dimakamkan di TMP Kalibata pada 1964 itu, kaget saat tahu dia dijenguk oleh lawannya dalam pemikiran dan ideologi.

Menurut kesaksian Wangsa yang ikut mendampingi, Alimin menyambut kedatangan Hatta dengan jabatan tangan yang erat sekali. Bahkan dia mencoba untuk bangkit dari pembaringannya.

"O Bung Hatta datang," teriaknya girang.

Namun Bung Hatta yang melihat keadaan Alimin memintanya untuk tetap berbaring.

"Sudah tidur saja, kau masih belum kuat bangkit," ujar Hatta.

Alimin pun akhirnya tetap berbaring meski sesekali berusaha untuk duduk.

Baca Juga: Mengenang 120 Tahun Mohammad Hatta, Proklamator Jujur Sederhana yang Tak Pernah Bosan Dikisahkan

Waktu itu, seluruh keluarga Alimin hadir di sana. Mereka tampak gembira dijenguk oleh Hatta.

Sementara Hatta tampak iba melihat keadaan sahabatnya itu. Dan ketika jam besuk habis, Hatta pun pamit pulang.  

Sebelum meninggalkan ruangan, dia sempat berujar kepada Alimin.

"Sudah ya, kami pulang. Saya doakan mudah-mudahan kau lekas sembuh," katanya.

Wangsa Widjaja terharu dengan sikap Hatta.

"Jika saya diminta untuk menilai sikap Bung Hatta, sekali lagi saya tegaskan, bahwa dari dua kejadian kecil itu saja sudah dapat dilihat sikap Bung Hatta yang tidak mau memusuhi orang-orang yang menganut ideologi yang ditentangnya," katanya.

Baca Juga: Kisah Mohammad Hatta Zaman Kolonial, Diasingkan dan Pindah ke "Rumah Setan" tanpa Diganggu

Bagi Hatta, perbedaan keyakinan politik dengan tokoh lain tidak pernah menjadikan  dia bermusuhan secara pribadi dengan tokoh itu.      

     
 

Penulis : Iman Firdaus Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU