Kritik Kenaikan Harga BBM, KNPI DKI: Katanya Pulih Lebih Cepat, Siapa yang Bisa Pulih kalau Begini?
Politik | 6 September 2022, 19:38 WIBJAKARTA, KOMPAS TV - Ketua DPD I Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) DKI Jakarta Ronny Bara Pratama mengkritisi kebijakan pemerintah yang menaikkan harga BBM bersubsidi seperti Pertalite dan Solar.
Menurut dia, kenaikan harga BBM akan menyengsarakan masyarakat di tengah proses pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Sebab, kenaikan harga BBM akan disusul kenaikan harga-harga bahan pokok lainnya.
Baca Juga: PKS Tolak Harga Baru BBM: Kenaikan BBM Ini Terlalu Banyak Alasan untuk Ditolak
"Keputusan pemerintah menaikkan harga BBM subsidi tentu sangat tidak peka dengan apa yang dirasakan masyarakat. BBM naik, harga-harga juga pasti ikutan naik dan itu jelas menyengsarakan rakyat," kata Ronny dalam keterangan tertulis, Selasa (6/9/2022).
Ia menyebut, kenaikan harga BBM akan menambah beban baru bagi masyarakat. Terlebih, masyarakat harus bertahan di tengah terpaan badai pandemi Covid-19.
"Masyarakat kita baru saja mau bangkit usai pandemi Covid-19 malah diberikan beban baru dengan menaikkan harga BBM. Katanya pulih lebih cepat, bangkit lebih kuat, siapa yang bisa pulih dan bangkit kalau begini?" kata Ronny.
Ia menyatakan, pihaknya akan terus memperjuangkan kepentingan dan kesejahteraan masyarakat.
Sehingga, apabila ada kebijakan yang merugikan masyarakat, pihaknya akan berada di baris terdepan.
"Kami semaksimal mungkin konsisten untuk terus berada di barisan perjuangan rakyat, jika kebijakan yang dibuat pemerintah merugikan masyarakat maka KNPI DKI Jakarta akan ada di barisan untuk menolak kebijakan itu," kata dia.
Seperti diketahui, pemerintah telah memutuskan kenaikan harga BBM bersubsidi mulai Sabtu, 3 September 2022 pukul 14.30 WIB.
Baca Juga: Buruh Minta DPR Bentuk Pansus Sikapi Kenaikan Harga BBM
Harga BBM bersubsidi yang naik adalah Pertalite dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10.000 per liter, Solar dari Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter, dan Pertamax nonsubsidi dari Rp12.500 per liter menjadi Rp14.500 per liter.
Penulis : Fadel Prayoga Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV