Puluhan Personel Terlibat Kasus Sambo, Staf Ahli Kapolri: Bukti Pengawasan Internal Kurang Efektif
Peristiwa | 25 Agustus 2022, 09:12 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Staf Ahli Kapolri Irjen Purn Aryanto Sutadi menilai terseretnya puluhan personel dalam kasus pembunuhan dengan tersangka Irjen Ferdy Sambo bukti pengawasan internal di Polri lemah sehingga kurang efektif berjalan.
Sehingga citra baik yang selama ini dibangun Porli tercoreng akibat kelemahan yang sangat besar dari pengawasan internal.
Demikian Staf Ahli Kapolri Irjen Purn Aryanto Sutadi dalam keterangannya di Sapa Indonesia Pagi Kompas TV, Kamis (25/8/2022).
“Kelemahan terbesar adalah pengawasan internal, pengawasan internal sangat besar sekali, walaupun pengawasan itu kan sudah dibikin berlapis-lapis, ada kode etik dan disiplin ada pengawasan atasan ada Irwasum, tetapi itu kan cuma tes tertulis di dalam suatu konsep yang detail,” kata Aryanto.
Baca Juga: Komjen Ahmad Dofiri Pimpin Sidang Etik Ferdy Sambo Hari Ini, Sanksi Pemecatan Diperkuat Kompolnas
“Tetapi pelaksanaannya kan ternyata kurang efektif. Terbukti ada sampai jabatan tertinggi kok sampai bisa berbuat begitu. Apalagi ada loyalis-loyalis yang ke bawah itu, dengan salah loyalnya itu sehingga akhirnya terjerumus sekarang dalam suatu tindak yang mereka sendiri belum tentu ikut-ikut mempunyai niat.”
Dari gambaran situasi ini, Aryanto pun menyampaikan bahwa ini harus menjadi momen bagi kepolisian untuk merancang kembali pengawasan yang benar-benar efektif.
“Agar pengawasan internal itu tidak hanya tertulis tetapi bisa diterapkan dengan cara baik,” ujarnya.
“Termasuk juga misalkan rekrutmen itu kan, mau jenjang karier, sudah asesmen, kemudian ada psikologi dites dan sebagainya tetapi kenyataannya kan ada yang kebobolan itu, sampai segitu ternyata.”
Baca Juga: Kiprah Fahmi Alamsyah, Penasihat Ahli Kapolri yang Diangkat Era Idham Azis dan Dekat Ferdy Sambo
Aryanto kemudian memberikan contoh perihal kurang efektifnya pengawasan di internal Polri, misal soal pelanggaran yang mestinya ditindak terlewatkan atau bertele-tele.
Kemudian, katanya, ada juga yang ditindak tidak tegas dan tidak transparan.
“Akibatnya kan, kalau tindakan tidak transparan itu yang lain tidak tahu, kalau kayak gitu ditindak untuk internal sendiri. Atau untuk publik bahwa seakan banyak pelanggaran tapi tidak terpublikasikan,” katanya.
“Jadi kelemahan ini mengakibatkan banyak yang terlena, nah di antaranya kemarin itu kan, dibuka dengan suatu peristiwa yang segitu parahnya. Baru kita tahu waduh ternyata ini memang harus dirombak total ini bagaimana cara pengawasan yang baik.”
Baca Juga: Cerita Kapolri saat Ditemui Ferdy Sambo: Kamu Bukan Pelakunya? Saya akan Ungkap Sesuai Fakta
Di samping internal, Aryanto juga menyoroti soal minimnya pengawasan terhadap Polri dari eksternal. Kompolnas, menurutnya, dengan kewenangan yang dimiliki tidak punya gigi untuk membuat pengawasan di Internal Polri semakin optimal.
“Pengawasan eksternal sekarang polisi kan sangat lemah. Adanya kan cuma dari DPR dari Komnas HAM dari Kompolnas, Ombudsman dan masyarakat, masyarakat sudah kritis,” ujarnya.
“Tapi Kompolnas sendiri sebagai lembaga pengawas polisi itu tidak punya gigi, kewenangannya ada tapi tidak punya kewenangan untuk melaksanakan kewenangannya itu.”
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV