Inilah Sam Ratulangi, Sosok yang Tercantum di Uang Kertas Anyar Rp20.000
Sosok | 18 Agustus 2022, 19:53 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Bank Indonesia (BI) mengumumkan uang kertas anyar untuk tahun emisi (TE) 2022, Kamis (18/8/2022). Tujuh pecahan tersebut terdiri dari uang kertas Rp100.000, Rp50.000, Rp20.000, Rp10.000, Rp5.000, Rp2.000, dan Rp1000.
Terdapat tiga inovasi baru yang dikemukakan BI dalam uang kertas ini. Uang TE 2022 yaitu desain warna yang lebih tajam, unsur pengaman yang lebih andal, dan ketahanan bahan uang yang lebih baik.
Ada yang berbeda pada uang kertas pecahan Rp20.000 kali ini. Sosok Gerungan Saul Samuel Jacob Ratulangi atau Sam Ratulangi tampil di halaman depan uang menggantikan Oto Iskandar Dinata.
Berikut profil tokoh pahlawan nasional RI Sam Ratulangi yang menjadi sosok dalam halaman depan uang baru berwarna hijau tersebut.
Baca Juga: Pengin Banget Punya Uang Kertas Baru TE 2022 dari BI? Begini Cara Menukarnya
Profil Sam Ratulangi
Sam Ratulangi adalah ahli matematika asal Indonesia yang memiliki gelar doktor dalam bidang matematika pada University of Zurich, Swiss tahun 1919 silam.
Pria kelahiran 5 November 1890 di Tondano, Minahasa tersebut mengawali pendidikan di SD Belanda atau Europeesche Lagere School (ELS) dan melanjutkannya di Hoofden School (setingkat SMP) di Tondano.
Ia mendapatkan beasiswa untuk pendidikan Dokter Hindia Belanda (STOVIA) di Batavia pada 1904, namun ia berubah pikiran setibanya di Batavia. Sam Ratulangi memilih belajar di sekolah menengah teknik Koningen Wilhelmina School.
Lulus pada 1908, ia bekerja di konstruksi rel kereta api di daerah Priangan Selatan, Jawa Barat. Sam menerima perlakuan tidak adil selama bekerja di tempat itu. Upah dan penginapan karyawan dibandingkan dengan karyawan Indo.
Ia kemudian pergi ke Amsterdam pada tahun 1912 untuk melanjutkan studi selama dua tahun. Namun, Sam tidak menyelesaikan pendidikannya akibat tidak diizinkan untuk mengikuti ujian karena tidak memiliki sertifikat tingkat SMA.
Baca Juga: Hoaks Cetakan Uang Baru 1 Juta Rupiah Tahun 2022 - NEWS OR HOAX
Di Negara Kincir Angin tersebut, Sam bertemu dengan kakak dari RA Kartini, Sosrokartono dan tiga pendiri Indische Partij: Douwes Dekker, Cipto Mangunkusumo, dan Soewardi Suryaningrat.
Ia kemudian aktif berorganisasi di Perhimpunan Indonesia (Indische Vereeniging). Organisasi yang didirikan untuk memajukan kepentingan bersama dari orang-orang yang berasal dari Indonesia.
Berkat keaktifannya di organisasi itu, pada 1914 Sam terpilih menjadi ketua Perhimpunan Indonesia.
Semasa kepemimpinannya, ia aktif menulis artikel-artikel, salah satunya bertajuk Sarekat Islam yang diterbitkan di Onze Kolonien (1913).
Ia menuliskan tentang pertumbuhan koperasi pedagang lokal Sarekat Islam dan juga memuji gerakan Budi Utomo.
Baca Juga: Bank Indonesia Resmi Luncurkan Uang Kertas Baru Tahun Emisi 2022
Pulang ke Indonesia, Mengajar di Yogyakarta
Sam pulang ke Indonesia untuk mengajar matematika dan sains di sekolah teknik Princess Juliana School sekarang bernama SMK 2 Yogyakarta.
Setelah tiga tahun, Sam memulai perusahaan asuransi bernama Assurantie Maatschappij Indonesia bersama Roland Tumbelaka, seorang dokter asal Minahasa.
Selain dikenal sebagai guru dan jurnalis, Sam Ratulangi merupakan politikus.
Ia sempat dicalonkan oleh Partai Perserikatan Minahasa pada 1923 untuk menjadi sekretaris badan perwakilan daerah Minahasa di Manado. Di partai itu ia menjabat dalam periode 1924-1927.
Sam juga dikenal sebagai gubernur pertama di Sulawesi pada 2 September 1945-30 Juni 1949.
Pada waktu Agresi Militer Belanda II, Yogyakarta dikuasai oleh Belanda. Para pemimpin Indonesia, termasuk Soekarno-Hatta ditangkap dan diasingkan ke Bangka.
Sam juga ditangkap oleh Belanda pada 25 Desember 1948. Karena masalah kesehatan, Sam diizinkan untuk tinggal di Jakarta sebagai tahanan rumah.
Sam meninggal pada 30 Juni 1949. Jenazahnya pernah dimakamkan sementara di Tanah Abang. Kemudian, pada 23 Juli 1949, Sam dibawa ke Manado dengan kapal KPM Swartenhondt.
Kapal tersebut sampai di Manado pada 1 Agustus 1949. Keesokan harinya, jenazah Sam dimakamkan di kampung halamannya di Tondano.
Diangkat Pahlawan oleh Ir Soekarno
Pada Agustus 1961, Sam dianugerahi gelar Pahlawan Nasional Indonesia dari Minahasa oleh Soekarno.
Kemudian pada 2016, Kementerian Keuangan mengeluarkan uang baru seri 2016, yaitu Rp20.000.
Pada uang kertas tersebut, digambarkan wajah Sam Ratulangi di bagian depan.
Nama Sam Ratulangi pun dijadikan nama bandar udara di Manado, yaitu Bandara Sam Ratulangi.
Penulis : Danang Suryo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV