Ahli Hukum Pidana Nilai Kasus Penembakan Brigadir J Tidak Terlalu Sulit Diungkap, tetapi ...
Hukum | 3 Agustus 2022, 18:33 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Kasus penembakan yang menewaskan Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J di rumah dinas Irjen Pol Ferdy Sambo, tidak begitu sulit diungkap.
Penilaian itu disampaikan oleh ahli hukum pidana Jamin Ginting dalam dialog Sapa Indonesia Malam, Kompas TV, Rabu (3/8/2022).
“Kalau saya, sebagai pengamat pidana, melihat kejadian ini tidak begitu sulit untuk diungkapkan, dari perspektif pidana,” jelasnya menjawab pertanyaan tentang apa kesulitan polisi mengungkap tersangka.
“Tetapi, dari perspektif lain juga mungkin ada, seperti Pak Mahfud katakan, ada hierarkis, ada psikologis. Nah, faktor-faktor itu yang kelihatannya Pak Mahfud sendiri mengakui hal itu (jadi bikin sulit terungkap, -red),” imbuhnya.
Ia menambahkan, dari konteks keberadaan Kepolisian Republik Indonesia, ia menilai Bareskrim tidak akan begitu sulit mengungkap kasus seperti ini.
Baca Juga: Mahfud MD Bertemu Ayah Brigadir J: Ini Bukan Kriminal Biasa, Ada Psiko-hirarkis dan Psiko-politis
Dalam dialog tersebut, Jamin juga menuturkan, jika melihat dari sejumlah pemberitaan, sudah ada pengakuan dari Bharada E.
“Kalau kita melihat dalam konteks pidana itu, tadi saya katakan, ada satu orang menembak orang lain,” imbuhnya.
Pertanyaannya, lanjut Jamin, apa motifnya menembak? Apakah perbuatan itu merupakan kemauannya sendiri? Atau ada perintah dari seseorang yang menyuruh melakukan penembakan.
“Kalau yang saya lihat tadi, kalau sampai ada pengakuan dari penembak tersebut yang dijadikan dasar, maka orang ini akan jadi tersangka.”
“Terlepas apakah karena pembelaan terpaksa atau menolong orang lain, itu dua hal yang berbeda,” tuturnya.
Jika si penembak melakukan perbuatannya untuk menolong orang lain, menurut Jamin, itu bukan pembelaan terpaksa.
Ia menyebut, dikatakan sebagai pembelaan terpaksa jika dirinya sendiri yang diserang.
“Makanya saya katakan tadi, kalau sampai dia dijadikan tersangka, kita tunggu penetapannya seandainya benar.”
Setelah itu, penyidik harus mengembangkan kasus ini, untuk mencari tahu siapa yang sebenarnya aktor intelektual atau yang melakukan itu bersama-sama.
“Nah, itulah yang akan dikembangkan untuk menentukan orang-orang yang bersama-sama dengan dia.”
Menanggapi kasus itu diambil alih oleh Bareskrim, Jamin mengatakan, Polri harus menjaga kredibilitasnya, baik di mata rakyat Indonesia atau di mata dunia.
Baca Juga: Pernyataan Lengkap Ayah Brigadir J Usai Bertemu Menko Polhukam Mahfud MD
“Karena ini bukan hanya bangsa Indonesia saja yang menilai. Jadi, saya kira, integritas, presisi yang dicetuskan oleh Pak Kapolri harus ditegakkan,” tegasnya.
Sebelumnya, diberitakan Kompas TV, dalam keterangannya, Mahfud mengatakan, meski mengantongi sejumlah informasi, pandangannya tidak akan mempengaruhi proses hukum yang sedang berjalan.
“Saya katakan, maaf ini tidak sama dengan kriminal biasa, karena ini ada psiko-hierarkis, ada juga psiko-politisnya,” ujarnya.
“Kalau seperti itu, secara teknis penyidikan katanya gampang, bahkan para purnawirawan, kita sudah tahulah. Tetapi saya katakan, oke tapi jangan dulu berpendapat dulu, biar Polri memproses.”
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV