PKB-PKS Ajak Demokrat dan Nasdem Bergabung ke Koalisi "Semut Merah"
Rumah pemilu | 10 Juni 2022, 09:49 WIBJAKARTA, KOMPAS TV - Sekjen PKS Habib Aboe Bakar Alhabsyi mengatakan, pihaknya bersama PKB akan membuka komunikasi dengan partai Demokrat dan Nasdem untuk bergabung ke dalam "Koalisi Semut Merah", sebutan gabungan PKB dan PKS.
Diketahui, koalis PKB dan PKS masih kurang memenuhi persyaratan untuk mengusung capres-cawapres di Pilpres 2024. Sebab, kedua partai politik (parpol) itu tak memenuhi persyaratan presidential threshold sebesar 20 persen atau 115 kursi parlemen.
Baca Juga: Sekjen PKS: PKS dan PKB Punya Kesamaan, Bukan Koalisi Kaleng-Kaleng
Jumlah total kursi PKB dan PKS sebanyak 108 kursi dengan perincian 58 kursi PKB dan 50 kursi PKS. Artinya, masih kurang 7 kursi untuk bisa mencalonkan capres-cawapres di pesta demokrasi.
"Artinya tinggal satu partai politik (untuk bergabung dalam koalisi). Ya kita lihat semoga berjalan panjang umur dan bisa bertahan. Kita siap dengan Demokrat, kita siap dengan Nasdem, kita siap dengan yang lain, enggak masalah," kata Habib Aboe kepada wartawan, Kamis (9/6/2022).
Selain itu, pihaknya juga tak menutup peluang bagi parpol yang sudah bergabung ke dalam Koalisi Indonesia Bersatu untuk bergabung. Misalnya, seperti PAN atau Golkar.
"Kalau yang di Koalisi Indonesia Bersatu mau datang ke kami kami enggak menolak. Misal ketemu lagi PAN atau Golkar wah cocok nih barang," ujarnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid mengatakan, pihaknya membuka opsi untuk berkoalisi dengan PKS di Pilpres 2024 mendatang. Dirinya menilai bila kedua partai itu bergabung, persoalan politik identitas yang ada di Indonesia akan selesai.
"Apakah misalkan PKB dengan PKS mungkin berkoalisi? Sangat mungkin jika koalisi itu menjanjikan harapan menang dan menjanjikan harapan ke arah yang lebih baik. Serahkan ke PKB sama PKS, selesai itu politik identitas,” kata Jazilul kepada wartawan, Rabu (8/6/2022).
Baca Juga: PKB dan PKS Berkoalisi, Usung Nama Koalisi Semut Merah
Menurut dia, PKB dengan PKS ada banyak kesamaan. Keduanya merupakan parpol yang lahir di era Reformasi dan sama-sama memiliki basis suara yang kuat di basis suara kelompok Islam.
”Menurut saya itu menarik. Mungkinkah bisa menang? Sangat mungkin. Dulu pernah menang. Apalagi hari ini saya dengar sendiri di acara Milad, PKS mengusung politik yang rahmatan lil alamin. Itu menurut saya modal. Kalau dalam bahasa agama itu kalimatun sawa, kalimat yang mempertemukan,” ujarnya.
Penulis : Fadel Prayoga Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV