Pengamat Sebut Pertemuan Surya Paloh dan Prabowo Tunjukkan Situasi Politik 2024 Sangat Cair
Politik | 1 Juni 2022, 18:38 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Pertemuan antara Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menunjukkan bahwa situasi politik 2024 sangat cair.
Penjelasan itu disampaikan oleh Yunarto Wijaya, Direktur Charta Politika dalam program Kompas Petang di Kompas TV, Rabu (1/6/2022).
Menurutnya, analisis pertama tentang pertemuan keduanya adalah sekadar silaturahmi.
“Analisis pertama adalah ini hanya silaturahmi saja, mengulang pertemuan di Solo yang kemudian berlanjut, dan mungkin saja karena NasDem punya kantor baru,” jelasnya.
“Tapi, kalau ingin dilihat framing terkait koalisi politik pun, ini menunjukkan bahwa 2024 memang sangat cair, jauh dibandingkan dengan 2019,” imbuhnya.
Baca Juga: Ditanya Soal Kriteria Calon Presiden, Prabowo: Harus yang Seutuhnya Setia pada Pancasila
Menurut Yunarto, akan banyak pihak yang merasa dirinya bisa menjadi capres dan cawapres, tetapi berbenturan dengan prasyarat, termasuk harus memenuhi 20 atau 25 persen suara.
Ia memprediksi, dalam setahun ke depan akan banyak pertemuan yang terjadi antarpartai maupun capres.
“Menjelang pendaftaran (pilpres), (akan banyak) peristiwa-peristiwa pertemuan antarpartai, capres dengan partai, dan lain-lain. Itu yang menurut saya bisa disimpulkan, pertama bahwa kita belum bisa menerka pola koalisi yang ada, baik jumlah koalisi maupun siapa dengan siapa,” katanya.
Analisis yang lebih mikro, lanjut Yunarto, adalah mengenai koalisi Nasdem dengan Gerindra.
Jika dibandingkan dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang sudah muncul duluan, Prabowo dinilai memenuhi prasyarat sebagai capres.
“Pak Prabowo memenuhi prasyarat sebagai calon yang dianggap mumpuni sebagai capres, sementara di KIB, tidak ada yang memiliki elektabilitas tinggi,” tuturnya.
Jika dianalisa lebih detail, Prabowo disebutnya bisa jadi berharap adanya dukungan dari partai politik sebesar Nasdem untuk bergabung dan mendukungnya sebagai capres.
Baca Juga: Bahas Soal Kebangsaan, Prabowo Sebut Banyak Belajar dari Surya Paloh!
Tetapi pertanyaannya, lanjut Yunarto, apa yang menguntungkan buat Nasdem?
“Kita tahu, Pak Surya Paloh sudah mengatakan tidak akan maju, dan kalau ditanya yang akan menguntungkan Nasdem itu mengajukan calon yang seperti apa? Adalah yang bukan ketua umum,” ujar Yunarto.
“Kalau calon presidennya adalah ketua umum partai lain, yang akan mendapatkan kentungan adalah partai tersebut,” pungkasnya.
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV