> >

Selain UAS, Ustaz Solmed, Letnan Jenderal TNI hingga Teman Ahok Pernah Ditolak Masuk Singapura

Peristiwa | 18 Mei 2022, 09:16 WIB
Ustad Solmed seperti halnya Ustaz Abdul Somad (UAS) pernah tertolak masuk Singapura. Begitu halnya Letnan Jenderal TNI Suryo Prabowo (Sumber: KompasTV, Dok Pribadi)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Selain Ustaz Abdul Somad (UAS) sejumlah WNI pernah ditolak dan bermasalah ketika memasuki Singapura.

Mulai dari pendakwah Soleh Mahmud atau beken dipanggil Ustaz Solmed hingga petinggi TNI, Letnan Jenderal TNI (Purn) Johannes Suryo Prabowo tertolak masuk Imigrasi.

Selain itu, ada dua pendiri Teman Ahok bernama Amalia Ayuningtyas dan Richard Handris Saerang yang juga sempat tertolak masuk Singapura. Berikut ini beberapa daftar WNI yang tertolak masuk ke Singapura. 

Daftar WNI Tertolak Masuk Singapura

Letjen (Purn) Johannes Suryo Prabowo Kena Daftar Hitam Singapura

Dilansir dari BBC, Letjen (Purn) Johannes Suryo Prabowo di Singapura pada Agustus 2016 lalu.

Diberitakan bahwa Suryo sempat tertahan di Bandara Changi, Singapura karena masuk daftar blacklist imigrasi Singapura.

Mantan Kepala Staf Umum TNI ini diketahui pernah bertugas di Timor Timur, termasuk Danrem Timor Timur dan Wakil Gubernur Timor Timur.

Diduga, ini terkait dengan tugas dia selama di Timor Timur tersebut.

Saat kejadian itu, Johannes Suryo bahkan marah.  Ia bahkan meminta Singapura minta maat secara terbuka atas kejadian yang ia terima tersebut.

Peristiwa ini sudah selesai setelah KBRI bertemu dengan imigrasi Singapura dan mengajukan nota keberatan.

Baca Juga: Selain Singapura, Sejumlah Negara Eropa dan Asia Juga Pernah Menolak Abdul Somad

Kisah Ustaz Solmed Tertolak Singapura, Ditahan selama 10 Jam

Hal yang sama juga dialami Ustaz Solmed yang  ditahan pihak imigrasi Bandar Udara Internasional Changi Singapura pada Sabtu 3 Juni 2017 lalu. Ia bahkan sempat mendekam di dalam tahanan imigrasi selama kira-kira 10 jam.

"10 jam kurang lebih saya berada di ruang tahanan (imigrasi bandara)," kata Solmed saat dilansir dari kompas.com waktu itu.

Ustaz Solmed menjelaskan, kejadian berawal ketika ia tiba di bandara untuk melakukan perjalanan pulang ke Indonesia.

"Jadi baru sampai ruang imigrasi saya dibawa, kami ditangkap, dimintain paspor, diinterogasi, dimintai nomor telepon, artinya HP saya diambil, terus ditanya media sosial yang saya punya," kata Solmed.

Sejak kira-kira pukul 09.00 waktu Singapura hingga menjelang pukul 15.00, Solmed mengaku menjalani pemeriksaan.

"Saya berada di ruang tahanan dalam keadaan dingin, tidak punya akses keluar, tidak ada akses untuk meminta, hanya ada satu kamera itupun (tanda) untuk buang air kecil misalnya, baru mereka datang. Saya harus lambai-lambaikan tangan," kata dia.

Baca Juga: Tuai Kritikan karena Joget TikTok, Istri Ustaz Solmed Akhirnya Buka Suara, Sebut Cari Rida Suami

Syurohbil Mahfudz, Putra Rais Syuriah NU DKI pun Ditolak Singapura

Syurohbil Mahfudz adalah kiai dan putra Rais Syuriah NU, DKI KH Mahfud Asirun.

Ia tertolak di Singapura dan sempat ditahan selama beberapa jam. Ia waktu itu pergi bersama Ustaz Solmed untuk keperluan dakwah. 

Bahkan, ketika Ustaz Solmed sudah diperbolehkan pulang, ia masih berada di Singapura.

Untung saja, setelahnya, Kiai Syurohbil juga diperbolehkan pulang.

Alasan imigrasi sendiri, menurut Ustad Solmed yang turut bersama Syurohbil juga tidak jelas.

“Cuma bilang you clear lalu pulang,” kata Ustaz Solmed waktu itu menjelaskan kondisi temannya itu.

Amalia Ayuningtyas dan Richard Handris Saerang

Dua pendiri Teman Ahok, Amalia Ayuningtyas dan Richard Handris Saerang, pada 2016 lalu dikabarkan juga kena cekal dan larangan masuk ke  Singapura. Hal ini diduga karena aktivitas politik mereka.

Dilansir dari BBC, Pemerintah Singapura mengakui tak mengizinkan dua pendiri Teman Ahok masuk Singapura dan mengusir pulang, namun membantah telah menahan mereka.

Kedutaan Besar Singapura untuk Indonesia menyebutkan, Amalia Ayuningtyas dan Richard Handris Saerang, dimintai keterangan oleh petugas Imigrasi saat tiba di Bandara Changi Singapura, Sabtu 4 Juni 2016.

Ketika menjawab pertanyaan petugas Singapura, Amalia dan Richard mengakui bahwa mereka datang "untuk melakukan kegiatan politik, termasuk menggalang dana kampanye". 

Karena hal itu, menurut Dubes, mereka ditolak masuk Singapura dan dilakukan pengaturan kepulangan mereka ke Indonesia."

"Mereka mengerti bahwa mereka tidak boleh melakukan kegiatan politik di Singapura, namun tetap memutuskan untuk berangkat ke Singapura. Mereka telah meninggalkan Singapura pada pagi 5 Juni," sebut Kedutaan Singapura dilansir BBC tertanggal 5 Juni 2016 lalu. 

Aditya Wibowo dari Teman Ahok menyatakan, keduanya sebetulnya datang ke Singapura atas undangan Indonesia Food Festival di Singapura.

Kejadian ini pun berakhir, pihak Teman Ahok pun menghormati keputusan dari pihak Imigrasi dan akhirnya mereka pun pulang keesokan harinya.

Baca Juga: Eks Teman Ahok Sambut Baik Rencana Pertemuan dengan Ma'ruf

 

Penulis : Dedik Priyanto Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU