Istana: Mulai Januari 2022, Pemerintah akan Dorong Vaksin Booster
Berita utama | 13 Desember 2021, 19:17 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Pemerintah akan mendorong penyuntikan vaksin booster atau vaksin dosis ketiga Covid-19 mulai Januari 2022.
Keterangan itu disampaikan oleh Koordinator Staf Khusus Presiden AAGN Ari Dwipayana dalam paparan Outlook 2022 yang dikutip di Jakarta, Senin (13/12/2021).
“Ke depan, pemerintah akan mendorong booster vaksin mulai Januari 2022, sembari memulai penyuntikan vaksin untuk anak-anak berusia 6-11 tahun, dan terus mengoptimalkan vaksin untuk kelompok lansia,” kata Ari Dwipayana seperti dikutip dari Antara.
Tak hanya itu, lanjut Ari, pemerintah juga berharap Vaksin Merah Putih dapat digunakan pada 2022 untuk mendorong efisiensi dan efektivitas vaksin booster maupun vaksin reguler.
Seperti telah diberitakan, Vaksin Merah Putih yang dibuat oleh anak bangsa saat ini sudah memasuki tahap uji klinis.
Baca Juga: Pelaku Perjalanan dari Luar Negeri Tolak Karantina 10 Hari, Luhut: Kita akan Langsung Ceburin
Di samping itu, Ari membeberkan bahwa keberhasilan Indonesia mengendalikan pandemi Covid-19 menuai banyak apresiasi dari berbagai pihak.
Salah satu di antaranya datang dari Johns Hopkins University setelah Indonesia berhasil menurunkan jumlah kasus hingga 58 persen dalam dua pekan.
“Johns Hopkins University mengakui Indonesia sebagai one of the best in the world (satu di antara yang terbaik di dunia) karena berhasil menurunkan kasus Covid-19 sebesar 58 persen dalam dua minggu,” ucap Dwipayana.
Dalam penanganan Covid-19, Ari menambahkan saat ini jumlah penerima vaksin dosis pertama di Indonesia sudah mencapai 144,4 juta orang atau 69,3 persen dari target.
Sedangkan untuk penerima vaksin dosis 2 telah mencapai 101,1 juta orang atau 48,57 persen dari target.
Baca Juga: IDI Sebut Indonesia Sudah Keluar dari Krisis Covid-19, Luhut: Kita Tidak Boleh Jumawa
Kendati demikian, Ari mengimbau kepada masyarakat untuk tidak terburu-buru menganggap pandemi telah berakhir.
Apalagi setelah varian Delta reda, di sejumlah negara terdeteksi varian Omicron yang disebut-sebut jauh lebih berbahaya ketimbang Delta.
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV