> >

Epidemiolog UI: Varian Omicron Turunkan Efektivitas Vaksin Lebih dari 20 Persen

Update corona | 27 November 2021, 22:01 WIB
Iklan layanan masyarakat tentang pandemi Covid-19 di Winterberg, Jerman. Jerman sedang menghadapi gelombang ganas Covid-19 dan varian Omicron yang sangat menular diduga telah sampai di negara itu pada Sabtu (27/11/2021). (Sumber: Henning Kaiser/DPA via Associated Press)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis Miko Wahyono menyebutkan mutasi Covid-19 menjadi varian Omicron atau B.1.1.529 berpotensi menurunkan efektivitas vaksin lebih dari 20 persen.

Potensi ini muncul karena rate fatality atau tingkat keparahan varian Omicron lebih berat.

Menurut Tri Yunis, varian Omicron yang sudah digolongkan menjadi Variant Of Concerns (VOC) oleh World Health Organization (WHO) memiliki mutasi lebih dari 30 di spike protein.

“Virus Covid-19 ini (varian Omicron) yang diwaspadai penularannya cepat dan dampaknya berat,” ujarnya, Sabtu (27/11/2021).

Baca Juga: Waspada Varian Omicron, Satgas Covid-19 Buka Peluang Ada Perubahan Aturan Karantina

Varian Omicron pertama kali dilaporkan oleh Afrika Selatan, lalu Belgia juga sudah menemukan varian ini. Demikian pula Hongkong yang berada di Asia.

“Di Brasil, varian ini juga sudah ada dan menyebabkan kematian di Brasil meningkat,” ucapnya.

Ia meminta Indonesia juga harus berhati-hati dengan varian yang gampang bermutasi di Indonesia. Artinya, pengawasan terhadap Covid-19 tetap harus dilakukan sekalipun saat ini angka kasus sedang menurun.

Baca Juga: Varian Omicron Kategori Variant of Concerns, Tiga Hal Ini Harus Diperhatikan

“Seandainya ada Covid-19 Indonesia yang bermutasi tentu amat berbahaya bagi Indonesia,” kata Tri Yunis.

 

 

Penulis : Switzy Sabandar Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU