Antisipasi Kenaikan Kasus Covid-19 Saat Nataru, Luhut: Saya Ajak Semuanya untuk Tidak Egois
Peristiwa | 16 November 2021, 11:54 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta masyarakat untuk tidak egois dan euforia berlebihan dalam perayaan yang meninmbulkan kerumunan masyarakat dalam jumlah besar.
Terutama, Luhut menekankan perayaan yang dilakukan menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru). Hal ini ditekankan sebagai bagian dari upaya antisipasi agar tidak terjadinya peningkatan kasus Covid-19 pada saat momentum Natal dan Tahun Baru.
Luhut meminta seluruh pihak dapat bersama-sama menaati protokol kesehatan sehingga tidak memicu pengulangan pengalaman buruk di waktu silam. Akibat dari kelalaian hingga memicu kenaikan kasus Covid-19 yang signifikan, terutama pada Juli 2021.
"Di kesempatan ini, di tengah angka peningkatan kasus di Eropa dan beberapa negara lain yang terus tinggi, saya kembali mengajak kita semuanya untuk tidak egois dan saling berbesar hati agar kita sama-sama bisa menaati kembali protokol kesehatan yang terus diimbau agar kita tidak kembali mengulang pengalaman buruk pada masa yang lalu akibat kelalaian kita," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam siaran persnya, Senin (15/11/2021).
"Apa yang telah kita perjuangkan bersama selama ini layak untuk terus dijaga dan tidak dilupakan hanya karena kejenuhan dan keegoisan kita semua," ujarnya.
Kendati demikian, pemerintah juga telah mempersiapkan berbagai skenario untuk mengantisipasi potensi kenaikan kasus akibat Nataru. Kesiapan segala aspek baik dari sisi kesehatan maupun ekonomi untuk diperhitungkan dari sekarang.
Baca Juga: Jelang Nataru, Satgas Beber 4 Faktor Pemicu Lonjakan Covid-19, Pemda Diminta Siaga
"Kesuksesan dalam menahan kenaikan kasus Covid19 pada periode Nataru 2021, akan menentukan keberlanjutan pemulihan ekonomi kita ke depan," sebut Luhut.
Tak hanya itu, Luhut juga mengingatkan pentingnya kehati-hatian bersama karena terdapat indikasi peningkatan kasus di Jawa Bali dalam sepekan terakhir ini. Hal itu terlihat dari beberapa Kabupaten Kota di Jawa Bali yang mulai mengalami peningkatan kasus dan perawatan mingguan.
Khusus wilayah Jawa Bali terdapat 29 persen Kabupaten/Kota yang mengalami peningkatan kasus dibandingkan minggu lalu dan 34 persen Kabupaten Kota yang mengalami peningkatan orang yang dirawat dibandingkan minggu lalu.
“Kehati-hatian harus dilakukan terutama untuk menghadapi Nataru (Natal dan Tahun Baru). Saat ini indikator Google Mobility yang memantau pergerakan masyarakat di Jawa Bali menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan di atas periode Nataru tahun lalu dan mendekati posisi periode Idul Fitri pada Mei-Juni 2021,” ujar dia.
Luhut mengungkapkan, pemerintah menemukan kondisi di lapangan yang menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat yang patuh akan protokol kesehatan semakin berkurang. Hal ini sebut dia, tentunya sangat mengkhawatirkan dalam menghadapi potensi kenaikan mobilitas dan kasus konfirmasi Covid-19 di masa Nataru.
“Oleh sebab itu, dalam menyambut Nataru yang akan datang sebentar lagi, pemerintah akan berkoordinasi untuk mengetatkan penggunaan aplikasi Peduli Lindungi dan Protokol Kesehatan utamanya di tempat kerumunan. Selain itu Pemerintah akan terus menggenjot percepatan vaksinasi terutama vaksinasi lansia di wilayah yang tingkat vaksinasi umum dan lansia nya masih di bawah 50 persen,” katanya.
Selain itu lanjutnya dia, Pemerintah akan terus memperkuat aktivitas pengetesan dan pelacakan oleh TNI/Polri dan penemuan kasus aktif, serta memasukkan pasien yang positif ke karantina terpusat untuk mencegah penyebaran di level keluarga.
Baca Juga: Bupati Kudus Imbau ASN Tidak Terima Tamu Dari Luar Kota Saat Libur Nataru
DIberitakan sebelumnya, Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito meminta pemerintah daerah dan masyarakat untuk siaga menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Sebab, kata Wiku, berdasarkan analisis data, Indonesia selalu mengalami tren kenaikan kasus pada libur panjang.
Hal ini setidaknya sudah terjadi tiga kali, yakni pada libur Hari Raya Idul Fitri 2020, libur kolektif Maulid Nabi dan Natal tahun 2020, dan Libur Idul Fitri 2021.
"Kenaikan kasus tidak hanya terjadi pada kenaikan kasus harian, namun juga pada mingguan yang berlangsung cukup lama, meskipun berhasil diturunkan," kata Wiku dalam konferensi pers virtual yang disiarkan kanal YouTube KOMPAS TV, Kamis (11/11/2021).
Wiku menyebut, tren kenaikan kasus pada setiap periode libur ini dapat dikatakan cukup kompleks karena disebabkan oleh empat pemicu.
Penyebab pertama, lanjut dia adalah peningkatan mobilitas selama libur yang tidak disertai dengan upaya testing yang cukup.
"Pemberlakuan kewajiban testing merupakan hal yang sangat krusial mengingat, testing adalah langkah preventif untuk memastikan pelaku perjalanan dalam kondisi sehat, sehingga tidak menularkan virus ke daerah tujuannya," katanya.
Kedua, masyarakat yang abai penerapan protokol kesehatan (prokes), baik selama rangkaian perjalanan maupun saat aktivitas liburan.
Selanjutnya, tradisi berkumpul baik dari sesi makan bersama hingga tradisi keagamaan yang secara alamiah meningkatkan peluang penularan Covid-19 karena menimbulkan kerumunan.
Keempat, adanya peningkatan aktivitas di tempat belanja, tempat rekreasi, dan fasilitas publik lain yang tidak disertai dengan penerapan dan pengawasan prokes.
"Berdasarkan analisis tersebut, saya minta pemerintah daerah, seluruh lapisan masyarakat untuk bersikap siaga dalam menyongsong periode libur Natal dan Tahun Baru," ujarnya menegaskan.
Penulis : Nurul Fitriana Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV