Laksana Tri Handoko, Ahli Fisika Pembawa Gerbong Riset Indonesia
Sosok | 29 April 2021, 05:00 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Di lingkungan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) ia biasa disapa LTH, kependekan dari Laksana Tri Handoko. Di lembaga yang dia pimpin sejak 2018 silam itu, dialah pencetus sistem penerimaan CPNS online dan penggagas motor transformasi Manajemen Riset dan Inovasi Indonesia.
Dan Rabu (28/4/2021) kemarin, Presiden Jokowi memberinya amanat sebagai Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggantikan Bambang Brodjonegoro yang sebelumnya menjabat sebagai Menristek/ Kepala BRIN.
Bagi lelaki kelahiran Malang, Jawa Timur, 7 Mei 1968 ini, riset bukanlah barang baru baginya.
Sejak mengawali karir di LIPI, dia sudah berada di posisi sebagai Kepala Group Fisika Teori dan Komputasi di Pusat Penelitian Fisika LIPI (2002–2012).
Baca Juga: Laksana Tri Handoko Sebut BRIN Bakal Berikan Dampak Ekonomi Bagi Masyarakat
Bahkan sebelum bergabung di LIPI, setelah menyelesaikan doktor di bidang teori fisika partikel atau fisika energi tinggi di Jepang, dia sudah malang melintang di dunia riset.
Tercatat, pernah bergabung di sejumlah lembaga penelitian seperti The Abdus Salam International Center for Theoretical Physics ICTP; Deutsches Elektronen-Synchroton (DESY); Department of Physics - Yonsei University; hingga ICTP Simons Associate.
Maka tidak heran bila Presiden Jokowi kepincut dengan latar belakang yang dimiliknya. Dari segudang posisi dan pengalaman di dunia riset itulah, Handoko akan membawa gerbong riset di tanah air.
"Tiga tahun masa kepemimpinannya sebagai Kepala LIPI, Handoko memimpin dan mengawal langsung proses transformasi LIPI menjadi lembaga riset yang lebih efisien, efektif, dan produktif," demikian LIPI mencuit lewat akun twitternya.
Baca Juga: Presiden Jokowi Lantik Mendikbudristek, Menteri Investasi, Kepala BRIN, dan Anggota Dewas KPK
Dan setelah dilantik jada Kepala BRIN, dia sudah berjanji. "Pada tahap awal saya akan memfokuskan pada riset dan inovasi berbasis biodiversitas yang memiliki local competitiveness tinggi. Tentu riset dan inovasi teknologi juga tetap didukung,” katanya.
Langkah selanjutnya, dia menargetkan memberikan dampak ekonomi dari aktivitas riset dan inovasi dari berbagai litbang sehingga memberikan dampak ekonomi secara langsung kepada masyarakat.
"Dan pada saat yang sama memicu investasi baru yang masuk ke sektor IPTEK baik dari dalam dan luar negeri sehingga keberadaan BRIN dapat dirasakan manfaatnya dan jangka panjang," ujarnya.
Kini tugas sudah menanti.
Penulis : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV