Siklon Tropis Surigae Berkembang Menjadi Super Taifun Surigae, Simak Penjelasannya
Update | 20 April 2021, 10:17 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Siklon Tropis Surigae ditetapkan menjadi Super Typhoon Surigae.
Sebelumnya, siklon ini sempat melintasi sisi utara wilayah kepulauan Indonesia pada Minggu (18/4/2021).
Siklon Tropis Surigae berkembang dari kategori 1 pada Jumat (16/4/2021) menjadi kategori 5 pada Sabtu (17/4/2021), dalam kurun waktu 36 jam.
Siklon ini tercatat sebagai siklon terkuat yang terjadi pada bulan April 2021.
Berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Typhoon Surigae bergerak ke arah barat laut menjauhi wilayah Indonesia pada Senin (19/4/2021).
Koordinator Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Miming Saepudin menjelaskan mengenai perbedaan dari taifun dan super taifun.
Taifun (typhoon) adalah siklon tropis yang terjadi di wilayah Samudera Pasifik di belahan bumi utara.
Sementara super taifun adalah salah satu kategori taifun yang didefinisikan berdasarkan kecepatan angin maksimum di dekat pusat taifun.
"Super taifun merupakan salah satu kategori dari taifun yang memiliki kecepatan angin maksimum dekat pusat taifun-nya mencapai 185 km/jam atau lebih," kata Miming saat dihubungi Kompas.com, Senin (19/4/2021).
Definisi dari super taifun sebenarnya berbeda-beda tergantung negara. Definisi yang Miming jelaskan tersebut ditetapkan oleh otoritas pusat taifun di Hong Kong dan China.
Namun, jika merujuk pada Badan Meteorologi Jepang, sebuah taifun dapat dikatakan sebagai super taifun jika kecepatan angin maksimum dekat pusatnya mencapai 194 km/jam atau lebih.
Miming menjelaskan, peningkatan suatu sistem siklon menjadi tingkatan berikutnya dapat terjadi karena adanya kondisi dinamika atmosfer yang sangat mendukung kondisi tersebut.
"Beberapa dinamika atmosfer-laut yang berperan itu seperti suhu muka laut yang hangat, yang dapat menjadi bahan bakar utama peningkatan sistem sikon tropis," ujar Miming.
"Atau bisa juga ada faktor lain seperti aktivitas dinamika atmosfer lainnya, seperti gelombang rossby, gelombang kelvin, bahkan MJO (Madden-Jullian Oscillation)," kata dia.
Baca Juga: Awas! BMKG Beri Peringatan Dini Cuaca Ekstrim untuk 20 April 2021, Ada Pengaruh Typhoon Surigae
Ia menambahkan, kemunculan suatu badai atau bahkan taifun dapat memicu terjadinya hujan ekstrem, angin kencang, gelombang ekstrem, dan storm surge atau kenaikan muka air laut karena aktivitas siklon.
"Dampak bencananya bisa banjir/bandang, longsor, kerusakan bangunan/lingkungan," kata Miming.
Meskipun Super Taifun Surigae sudah bergerak menjauhi Indonesia, namun, secara tidak langsung masih membawa dampak cuaca bagi Indonesia.
Berdasarkan update BMKG melalui akun Twitternya, @infoBMKG, Senin (19/4/2021) sore mengenai Surigae, saat ini Siklon Tropis Surigae bergerak terus ke arah barat laut menjauhi Indonesia.
Siklon ini terpantau berada di Samudera Pasifik Timur Filipina dan intensitasnya akan melemah selama 24 jam ke depan.
Dampak dari Surigae berupa potensi hujan dengan intesitas sedang hingga lebat disertai kilat/petir serta angin kencang di wilayah Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, dan Maluku Utara.
Baca Juga: Terdampak Siklon Surigae, Ini Wilayah yang Bakal Hujan Petir dan Gelombang Tinggi
Dampak lain adalah gelombang laut dengan ketinggian beragam.
Tinggi gelombang 1.25-2.5 meter berpeluang terjadi di: Selat Makassar bagian utara, Laut Sulawesi bagian Barat, Perairan Kep. Sitaro, Perairan Bitung- Likupang, Perairan selatan Sulawesi Utara, Laut Maluku, Perairan barat Kep. Halmahera, Laut Halmahera, Perairan utara Papua Barat hingga Papua, Samudra Pasifik utara Papua.
Tinggi Gelombang 2.5-4.0 meter berpeluang terjadi di: Laut Sulawesi bagian tengah dan timur, Perairan Kep. Sangihe - Kep. Talaud, Perairan utara Kep. Halmahera, Samudra Pasifik utara Halmahera bagian selatan, Samudra Pasifik utara Papua Barat.
Tinggi Gelombang 4.0-6.0 meter berpeluang terjadi di: Samudra Pasifik utara Halmahera bagian utara.
Baca Juga: Waspada Dampak Siklon Surigae di Sulawesi Utara Terjadi Beberapa Hari ke Depan
Siklon tropis dengan kekuatan besar seperti Surigae ini terbentuk dari perairan laut yang sangat hangat dan gelombang MJO (Madden-Jullian Oscillation).
Kombinasi ini juga lah yang menyebabkan terjadinya siklon Seroja yang menyebabkan bencana banjir dan longsor parah di Nusa Tenggara Timur (NTT) beberapa waktu lalu.
Penulis : Hasya Nindita Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV