Kisah Relawan Evakuasi Korban Sriwijaya Air, di Laut Sampai Lupa Hari
Peristiwa | 13 Januari 2021, 05:50 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Lika-liku para relawan yang ikut membantu evakuasi korban dan material pesawat Sriwijaya Air di Kepulauan Seribu, terbilang mengharukan. Mereka sudah berada di tengah laut di atas kapal KM SAR Wisnu sejak Minggu (10/1/2021) atau sehari setelah kecelakaan terjadi, Sabtu (9/1/2021).
"Kami belum ke darat sejak minggu (10/1/2021). Sampai kami lupa hari di sini," kata Ketua Relawan Divers Rescue Bayu Wardoyo saat diwawancara "Breaking News" Kompas TV, Selasa malam (12/1/2021).
Kerja keras mereka membantu Basarnas, sesuai pesan dari kepala Basarnas. "Kepala Basarnas minta kami bekerja optimal," kata Bayu. Maka, dalam sehari mereka akan turun menyelam dua sampai tiga kali. "Kami turun mulai jam 8 pagi," katanya.
Baca Juga: KNKT Sebut Sriwijaya Air SJ182 Tidak Meledak Sebelum Membentur Air Laut
Para relawan yang diterjunkan juga bukan sembarangan, namun yang memiliki kualifikasi khusus underwater recovery. Total ada 22 orang penyelam yang terlibat bekerja. Mereka bekerja menyisir ke dalam laut, sedalam 18-20 meter rata-rata antara 30-40 menit.
Para relawan bekerja dengan sangat hati-hati karena yang dikumpulkan selain material pesawat, juga jenazah (human remain). "Kami sisir dengan hati-hati, dengan rasa respek," tambah Bayu.
Bagi Bayu dan kawan-kawan, penyelaman membantu evakuasi korban ini bukan yang pertama mereka lakukan. Setidaknya mereka pernah melakukan evakuasi di laut pada kecelakaan pesawat Air Asia rute Surabaya-Singapura pada 2015 dan Lion Air rute Jakarta-Pangkal Pinang 2018 lalu.
Menurut Bayu, dibandingkan dengan dua kecelakaan pesawat tersebut, maka evakuasi Sriwijaya Air ini lebih dangkal meski dengan kondisi yang tidak jauh beda. Bahkan, untuk kecelakaan Lion Air di Tanjung Karawang, Jawa Barat, misalnya, kedalaman laut mencapai 50 meter.
Baca Juga: Hari Ke-4 Pencarian Sriwijaya Air, Tim SAR Gabungan Evakuasi 139 Kantong Jenazah
Sementara kondis laut Kepulauan Seribu terbilang bersahabat baik dari sisi arus laut, kedalaman sampai visibility. "Selama menyelam juga kami tidak ketemu ikan besar. Ikan kecil juga jarang," katanya.
Selama berada di laut, tim relawan yang berada di KM SAR Wisnu mendapatkan fasilitas yang baik dari Basarnas, terutama fasiltas kesehatan.
"Kebetulan oleh Basarnas difasilitasi sangat lengkap, dokter, obat-obatan. Kami terimakasih dirawat baik. Kami setiap hari cek kondisi, dengan protokol covid-19 tetap berlaku," katanya.
Rencananya, mereka akan membantu Basarnas selama tujuh hari. Setelah itu akan diputuskan apakah diteruskan atau dihentikan.
Penulis : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV