Kisah Pahit Dudung Abdurachman: Tendangan Prajurit TNI Bawa Mimpi Jadi Perwira Hingga Pangdam Jaya
Sosok | 21 November 2020, 14:04 WIBJAKARTA, KOMPAS TV - Panglima Komando Daerah Militer Jayakarta atau Pangdam Jaya, Mayjen TNI Dudung Abdurachman, tengah menjadi sorotan publik. Sebab, perintahnya kepada anak buahnya dianggap kontroversial dan berani.
Betapa tidak, baru menjabat tak kurang dari 5 bulan Dudung memberikan perintah untuk mencopot baliho Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) di beberapa tempat.
Terekam dalam sebuah video beberapa orang berpakaian loreng mirip TNI tengah mencopot baliho Rizieq Shihab. Video tersebut lantas viral dan menjadi perdebatan publik setelah diunggah ke media sosial.
“Ada berbaju loreng menurunkan baliho Habib Rizieq, itu perintah saya,” demikian pernyataan tegas Pangdam Jaya kepada wartawan saat dikonfirmasi tentang video viral tersebut di Monas, Jakarta Pusat, Jumat (20/11/2020).
“Ini negara, negara hukum, harus taat kepada hukum. Kalau pasang baliho itu sudah jelas ada aturannya, ada bayar pajaknya, tempatnya sudah ditentukan. Jangan seenaknya sendiri, seakan-akan dia paling benar, enggak ada itu.”
Baca Juga: Kritik Rizieq Shihab, Pangdam Jaya: Jika Ucapannya Tidak Baik, Itu Bukan Habib
Sosok Dudung
Mayjen TNI Dudung Abdurachman lahir pada 19 November 1965 di Bandung, Jawa Barat. Bisa menjabat posisi Pangdam Jaya saat ini tentu tak mudah.
Berdasarkan tayangan video di akun YouTube KompasTV pada 27 Juni 2020, masa muda Dudung dikenal penuh perjuangan.
Ayahnya merupakan pegawai negeri sipil (PNS) TNI yang bertugas di Bekangdam (Perbekalan dan Angkutan Kodam) Kodam III Siliwangi. Namun, sang ayah meninggal dunia saat ia masih duduk di bangku SMP.
Sejak saat itulah, Dudung mau tak mau harus membantu ibunya bekerja untuk membesarkan dia dan 7 saudaranya.
Untuk biaya hidup keluarganya, Dudung tak malu berjualan kue di lingkungan Kodam III/Siliwangi, Jawa Barat. Selain itu, ia juga menjadi loper koran.
"Saya harus cari kayu bakar dekat rumah dan keliling (jualan kue) di asrama (TNI). Jadi, pagi saya ambil koran, saya baca-baca dulu koran itu, terutama Kompas, saya paling senang tajuk rencana Kompas," ujar Dudung.
Baca Juga: Mobil Taktis TNI Melintas di Depan Markas FPI, Pangdam Jaya: Pasukan sedang Patroli Rutin
Duduk kemudian menceritakan pengalaman yang mungkin tak pernah ia lupakan sepanjang hidupnya sebelum menjadi anggota TNI. Sebab, dari situlah mimpi Dudung mulai dipupuk untuk menjadi perwira TNI.
Adapun pengalaman yang dimaksud Dudung merupakan saat dirinya berjualan kue di lingkungan Kodam Siliwangi. Kala itu, ada seorang prajurit TNI menendang dagangan milik Dudung.
Prajurit TNI itu tidak mengetahui bahwa Dudung sudah sering keluar masuk lingkungan Kodam Siliwangi untuk berjualan. Tiba-tiba Dudung dipanggil, lalu diinterogasi kenapa asal masuk.
“Sambil dia tanya-tanya, taunya dia tendanglah bawaan saya. Dak...," kata Dudung. "Saat itu saya bawa klepon. Menggelindinglah 55 buah klepon yang saya bawa itu.”
Dudung menyayangkan perlakuan anggota TNI tersebut. Namun, dari situlah Dudung bermimpi menjadi perwira TNI yang kelak bisa mengayomi.
Baca Juga: Sikap Pangdam Jaya Dapat Dukungan, Ketua Komisi I DPR: Jika Dibiarkan Jadi Bibit Pemecah Bangsa
"Awas nanti saya bilang, saya jadi perwira nanti," kata Dudung.
Selepas SMA, Dudung diahadapkan pada pilihan antara melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi untuk menjadi insinyur atau mengejar cita-cita menjadi perwira lewat Akademi Militer (Akmil).
Pada akhirnya, Dudung membulatkan tekadnya, pilihan Dudung jatuh pada pendidikan di Akademi Militer. Pada 1988, Dudung lulus dari Akademi Militer dari kecabangan infanteri.
Setelah lulus menjadi perwira, berbagai posisi pernah dijabat Dudung di dunia kemiliteran. Dudung pernah menjabat sebagai Aspers Kasdam VII/Wirabuana pada tahun 2010 hingga 2011.
Kemudian, Danrindam II/Sriwijaya tahun 2011, Wagub Akmil pada tahun 2015 hingga 2016, serta Staf Khusus KSAD tahun 2016 hingga 2017.
Lalu, Waaster KSAD tahun 2017 hingga 2018, Gubernur Akmil tahun 2018 hingga 2020, sampai akhirnya menjabat sebagai Pangdam Jaya. Dia dilantik sebagai Pangdam Jaya pada 27 Juli 2020.
Baca Juga: Perintahkan Copot Baliho Rizieq, Pangdam Jaya: Kalau Perlu, FPI Dibubarkan Saja!
Ingatkan Rizieq dan FPI
Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman turut angkat bicara setelah kepulangan Rizieq Shihab ke Indonesia dari Arab Saudi.
Dudung mengakui telah memerintahkan jajarannya untuk mencopot spanduk dan baliho pimpinan FPI itu.
Sebelum memberikan perintah itu, Dudung menjelaskan, baliho Rizieq Shihab sebelumnya sudah dicopot oleh petugas Satpol PP.
Namun, kata dia, pihak FPI kembali memasang baliho Rizieq Shihab. Oleh karena itu, Dudung merasa perlu pihak TNI turun tangan.
Dudung memastikan bahwa operasi untuk menurunkan baliho Rizieq Shihab masih akan terus berlanjut, terlebih baliho yang mengenai ajakan revolusi.
“Ini akan saya bersihkan semua, tidak ada itu baliho yang mengajak revolusi dan segala macam," katanya dikutip dari Kompas.com.
Baca Juga: Wakil Ketua Pagar Nusa Apresiasi Pangdam Jaya Perintahkan Copoti Baliho Rizieq Shihab
Tak hanya itu, Pangdam Jaya juga membenarkan adanya patroli pasukan TNI dengan kendaraan taktis di Petamburan III, dekat markas FPI. Hal ini maka menjawab video pergerakan pasukan TNI yang beredar di media sosial.
Menurut Pangdam Jaya, tindakan pasukan TNI di Petamburan itu memang kegiatan patroli rutin untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan.
Dudung lalu mengingatkan Rizieq Shihab dan FPI bahwa akan ada konsekuensi jika mencoba mengganggu persatuan di wilayah Kodam Jaya.
"Jangan coba-coba ganggu persatuan dan kesatuan di Jakarta. Saya panglimanya. Kalau coba-coba, akan saya hajar nanti," kata Dudung.
Mendengar pernyataan Dudung itu, prajurit TNI yang berada di Monas langsung bertepuk tangan. Dudung kemudian merespons itu.
"Semua prajurit mendukung. Siap kalian, ya?" kata Dudung.
"Siaaap," jawab para prajurit TNI serentak.
Baca Juga: Pangdam Jaya Copot Baliho Rizieq Shihab, Kapolda Metro: Saya Dukung!
Penulis : Tito-Dirhantoro
Sumber : Kompas TV