Demo Rusuh di Simpang Harmoni: Petugas Tembakkan Gas Air Mata, Massa Lawan dengan Lemparan Batu
Politik | 8 Oktober 2020, 15:14 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Aksi demo mahasiswa yang blokade simpang harmoni akhirnya ricuh.
Kerusuhan tak dapat dihindari terlebih pada saat pihak kepolisian menembakkan gas air mata ke arah massa mahasiswa yang berada di kawasan Harmoni Jakarta Pusat, Kamis (8/10/2020).
Baca Juga: Massa Demo Tolak Omnibus Law Blokade Simpang Harmoni: Kita Geruduk Istana
Dari pantauan Kompas TV di lokasi pada pukul tiga sore ini, pihak kepolisian juga dilempari oleh massa menggunakan batu dan beling.
Kerusuhan pun pecah setelah kelompok massa mencoba membuka barikade polisi demi masuk wilayah Istana Negara.
Selain pasukan brimob, polisi juga menggunakan mobil pengurasi masa untu memecah kerumunan massa.
Massa tampak kocar kacir ketika petugas menembakan gas air mata.
Namun begitu, walaupun sudah ditembakan, batu dan beling tetap saja dilemparkan oleh kelompok massa.
Massa pun akhirnya mundur ka arah Gajah Mada, Jakarta Barat.
“Maju, maju, pasang barikade, pasang barikade,” tutur petugas polisi.
Hingga saat ini, situas rusuh masih terus berlangsung di kawasan Harmoni, Jakarta Pusat.
Sebelumnya diberitkan, massa yang menggelar aksi demonstrasi di sekitar Istana Negara, Jakarta memblokade Simpang Harmoni, Jakarta Pusat, Kamis (8/10/2020).
Massa dari aliansi mahasiswa itu menolak omnibus law UU Cipta Kerja disahkan oleh DPR Ri dan pemerintah.
Akibatnya, arus lalu lintas di Simpang Harmoni itu tersendat.
Baca Juga: Istana Presiden Didemo, Ini Aktifitas Presiden Joko Widodo di Kalimantan Tengah
Massa yang mengarah ke Istana Negara tersebut dihadang oleh tim gabungan dari kepolisian dan TNI.
"Kita geruduk istana Presiden yang dibangun dengan perjuangan rakyat," pekik orator demo tersebut.
Kasat Lantas Polres Metro Jakarta Pusat Kompol Lilik Sumardi menyarankan pengguna jalan agar tidak melalui Simpang Harmoni.
Dia mengatakan, kepolisian kini melakukan pengalihan arus sementara.
Pengalihan ini bersifat situasional "Untuk sementara kami alihkan," kata Lilik.
Penulis : Deni-Muliya
Sumber : Kompas TV