Penelitian Terbaru Temukan Perbedaan Covid-19 dan Flu pada Anak
Kesehatan | 30 September 2020, 09:30 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Dampak infeksi virus corona pada anak hingga saat ini masih belum diketahui pasti. Namun, masih banyak orang kesulitan membedakan Covid-19 dengan penyakit musiman seperti flu.
Dilansir Business Insider, Selasa (8/9/2020), menurut penelitian yang diterbitkan di JAMA Network Open pada 8 September, anak-anak yang terinfeksi Covid-19 memiliki sejumlah gejala yang sama dengan mereka yang terkena flu.
Peneliti hingga kini masih terus melakukan penelitian terkait perbedaan gejala flu dan Covid-19 pada anak. Salah satunya yang dilakukan para peneliti di Children's National Hospital.
Para peneliti dari Children's National Hospital menganalisis data 315 anak yang didiagnosis Covid-19 dan 1.402 anak yang didiagnosis flu selama rentang waktu Maret-Mei 2020.
Hasilnya, kedua penyakit tersebut memberikan hasil yang sama. Secara umum, gejala keduanya cenderung sama dengan adanya beberapa perbedaan kecil.
Baca Juga: Yuk! Kenali Penyebab dan Cara Mengatasi Asam Lambung pada Anak
Peneliti menemukan, anak-anak lebih sering mengalami sesak napas akibat flu daripada Covid-19.
Pada anak dengan Covid-19, gejala pencernaan menjadi yang paling umum ditemukan dengan hanya beberapa perbedaan kecil.
Menurut penelitian, gejala Covid-19 paling umum adalah gejala yang umumnya terkait dengan flu seperti demam, batuk, masalah pencernaan seperti muntah dan diare, nyeri tubuh, sakit kepala, serta nyeri dada.
Sebanyak 76 persen anak yang terinfeksi Covid-19 mengalami demam. Sedangkan pada anak terinfeksi flu, persentase mereka yang mengalami demam sebanyak 55 persen.
Baca Juga: [INFO GRAFIS] Apa Itu Anosmia Pada Pasien Covid-19?
Selain itu ditemukan sebanyak 26 persen anak dengan Covid-19 mengalami muntah-muntah dan diare. Sedangkan anak yang sakit flu hanya 12 persen.
Namun, yang mengejutkan para peneliti adalah tidak adanya perbedaan yang signifikan terkait gejala sesak napas antara pasien Covid-19 dan flu.
Kendati demikian, peneliti mengklaim dibutuhkan studi lebih lanjut untuk memastikan perbedaan di antara keduanya.
"Masih sangat sulit untuk membedakan keduanya hanya berdasarkan gejala. Pengujian jadi satu-satunya cara yang paling tepat," kata salah satu penulis studi, Dr. Xiaoyan Song.
Penulis : Dian-Septina
Sumber : Kompas TV