> >

Fakultas Kedokteran UB dan UMN Kembangkan Penelitian Genomik dan Radiomik Berbasis AI

Kesehatan | 5 November 2024, 01:00 WIB
Ilustrasi. Gambar mikroskop tahun 1974 ini disediakan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, gambar menunjukkan perubahan sel yang menunjukkan adenokarsinoma prostat.(Sumber: Dr. Edwin P. Ewing, Jr./CDC via AP)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) bersama Fakultas Teknik dan Informatika Universitas Multimedia Nusantara (UMN) untuk pertama kalinya di Indonesia mengembangkan penelitian penggabungan genomik dan radiomik pada pembesaran prostat dengan memanfaatkan teknologi Artificial Intelligence (AI). 

“Dengan memahami lebih dalam tentang genomik dan radiomik yang terlibat dalam penyakit pembesaran prostat baik jinak maupun ganas, kita dapat mengembangkan pendekatan yang lebih tepat dan personal dalam diagnosis dan pengobatan,” kata Ketua Tim Inovasi sekaligus Kepala Departemen Keilmuan Urologi FKUB-RSUD Dr. Saiful Anwar Malang, Dr. dr. Besut Daryanto, Sp.B.Sp.U (K).

Penelitian ini mengembangkan teknologi AI di bidang kesehatan yang diterapkan dalam analisis data genetik dan klinis penyakit pembesaran prostat.

Hasil dari penelitian memungkinkan untuk memprediksi risiko penyakit pembesaran prostat, memfasilitasi diagnosis dini, hingga pengobatan penyakit pembesaran prostat yang lebih efektif.

“Data pola genetik yang besar ini harus dianalisis dengan bantuan kecerdasan buatan untuk mendapatkan data yang lebih akurat dalam mendiagnosis, menerapi, dan memprediksi prognosis dari pasien,” kata David Agustriawan, S.Kom., M.Sc.,Ph.D dari Universitas Multimedia Nusantara dalam siaran pers yang diterima Kompas.tv, Senin (4/11/2024).

Baca Juga: 6 Manfaat Charcoal untuk Kesehatan dan Kecantikan

Kerja sama antar kedua institusi dilakukan selama tiga tahun sejak akhir April 2024 lalu. Proyek ini juga mendapatkan dukungan pendanaan nasional skema penelitian dasar dari Basis Informasi Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (BIMA) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). 

Pembesaran prostat merupakan salah satu penyakit urologi yang paling sering terjadi pada pria lansia. Berdasarkan data tahun 2024, terdapat 94 juta kasus pembesaran prostat jinak secara global, sedangkan pembesaran prostat ganas atau kanker prostat mencapai lebih dari 299 ribu kasus. Kanker prostat sendiri merupakan jenis kanker terbanyak nomor lima yang terjadi pada rata-rata pria di Indonesia. 

Epidemiologi pembesaran prostat sangat kompleks, mulai dari faktor genetik hingga lingkungan. Studi genomik diperlukan dalam penyakit pembesaran prostat sebab faktor genetik berpengaruh pada respon pasien terhadap terapi, di mana gen tertentu menyebabkan resistensi pengobatan. Sedangkan penelitian radiomik diperlukan dalam pengobatan tumor sebab tumor berhubungan dengan proses anatomi, yang mana memerlukan analisis menggunakan magnetic resonance imaging (MRI) dan computerized tomography scan (CT-Scan) secara detail.

“Hadirnya radiomik di Indonesia akan meningkatkan akurasi dalam mendiagnosis dan menentukan stadium. Radiomik kedepannya juga dapat menuntun dokter dalam melakukan operasi,” kata Dr. Irmawati, S.Kom., M.M.S.I dari Universitas Multimedia Nusantara.

Penelitian ini mendapat penghargaan Best Abstract dari Indonesia International Cancer Conference tahun 2024 dan posisi ketiga Best Oral Presentation Scientific Competition Session 2 dalam The 3rd Indonesian Society of Andrological Urology (InaSAU) Meeting tahun 2024. 

Tim Inovasi berharap, kerjasama ini dapat membawa manfaat besar bagi kemajuan dalam bidang kesehatan, khususnya bidang urologi di Indonesia.

Baca Juga: Layanan SuperSUN PLN, Inovasi Listrik Bersih 24 Jam, Dukung Kemajuan Masyarakat Kepulauan Sulsel

 

Penulis : Kiki Luqman Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU