Morgan Stanley: Ekonomi Indonesia Pulih Tercepat Setelah Tiongkok
Catatan jurnalis | 23 Juni 2020, 21:05 WIBTetapi ada syarat berbeda yang dipaparkan oleh perbankan BUMN. Kepala Ekonom Bank Mandiri, Andry Asmoro, dalam jurnal berjudul “New Normal, Tantangan & Peluang Ekonomi”, memaparkan, ekonomi Indonesia bisa pulih dengan agresif dengan catatan tebal tidak terjadi gelombang ke-dua covid-19.
“Perekonomian domestik dapat memiliki V-shaped recovery (dengan asumsi tidak ada second wave di Indonesia) dengan potensi pertumbuhan positif di kuartal IV 2020. Jika terjadi second-wave kemungkinan pemulihan ekonomi domestik akan lebih panjang,” ulas Andry.
“V shaped” merupakan istilah, ketika ekonomi terjun dalam, tetapi kembali naik dengan cepat. Grafiknya membetuk pola huruf “V”.
Untuk membentuk pola “V”, respon kebijakan fiskal (melalui stimulus) dan moneter, dinilai sudah tepat dengan menyeimbangkan stabilitas moneter (sektor finansial) dan support kepada pertumbuhan, terutama menopang daya beli. Kebijakan ini memberikan kepercayaan diri bagi pelaku pasar dan dunia usaha.
Mengacu pada konsensus Bloomberg, ekonomi Indonesia di tahun 2020 hanya tumbuh 0,4 persen. Tetapi di 2021, melesat ke 5,5%.
Sementara, outlook hitungan Bank Mandiri, ekonomi Indonesia 2020 akan tumbuh 0,02 persen dan 4,43 persen pada tahun depan. Tingkat konsumsi yang rendah, kegiatan ekspor impor yang lesu masih menjadi bandul pemberat PDB tahun ini.
Melonggarkan PSBB, Menolong Pajak
Pelonggaran PSBB (dengan protokol kesehatan yang ketat) dapat mendorong aktivitas beberapa sektor dan perekonomian beberapa daerah. Aktivitas ekonomi seperti inilah yang bakal memacu penerimaan pajak.
Dari target Rp 1.642,6 triliun, realisasi pajak tahun ini diperkirakan hanya Rp 1.254,1 triliun. Artinya ada selisih atau shortfall Rp 388,5 triliun.
Penulis : Zaki-Amrullah
Sumber : Kompas TV