Kreuz Meraih Hati dan Kocek Goweser Tanah Air
Cerita indonesia | 20 Juli 2020, 09:34 WIBTren sepeda yang sedang meroket di tanah air tak lepas dari puluhan deretan merk sepeda ternama diantaranya sepeda Brompton asal London, Inggris. Sepeda lipat buatan tangan ini menggiurkan banyak orang namun karena harganya yang relatif mahal, tidak semua kalangan dapat membelinya.
Hal ini rupanya menginspirasi Yudi Yudiantara hingga melahirkan nama brand sepeda Kreuz. Kreuz memiliki banyak arti. Kreuz dalam bahasa Jerman berarti melintas, sedangkan dalam bahasa sunda Kareueus memiliki arti Kebanggaan.
Sebelumnya menjual sepeda, Yudi menjual Pannier atau tas sepeda sejak tahun 2017. Dalam suatu event sepeda di bulan Oktober 2019, ia bersama Jujun Junaedi rekan usahanya, kala itu menyaksikan sepeda lipat Brompton sebagai primadona acara.
Berbekal Sepeda Brompton pinjaman mereka mencoba membuat prototipe menyerupai sepeda Brompton.
Dalam membuat prototipe sepeda lipat ini, Yudi mengaku tidak menjiplak keseluruhan rangka sepeda, namun ia juga mengamatinya terlebih dahulu, lalu berusaha meniru dan akhirnya berhasil memodifikasinya sesuai kontur jalan di Indonesia. Hal ini terlihat dari lekukan, pipa bagian atas, ukuran busi, lebar fork dan headsetnya yang berbeda.
Akhir Januari 2020 Yudi dan Jujun mencoba memasarkannya ke Cirebon dan Surabaya. Respon yang mereka dapatkan luar biasa, banyak pesanan mengalir untuk Seli Kreuz saat mereka kembali ke Bandung.
Dengan bahan baku dalam negeri dan menggamit banyak industri kecil rumahan mulai dari tukang bubut, tukang cetak plastik, dan lainnya Kreuz mulai diproduksi.
Untuk satu set frame sepeda lipat Yudi menjual dengan harga 3,5 Juta rupiah. Sedangkan bila memesan full bike dibutuhkan dana minimal 8 Juta rupiah. Namun Yudi tidak menyarankan memesannya secara menyeluruh. Ia berujar ada kebanggaan tersendiri dalam merakit sepeda dari awal.
Untuk memesan sepeda Kreuz, calon konsumen diminta melakukan order pemesanan terlebih dahulu dengan menghubunginya melalui Whatsaapp dan membayar uang muka senilai 50 persen.
Seperti dilansir Kompas.com saat ini Yudi mengaku hanya menyanggupi produksi sebanyak 10 frame saja perbulan dengan alasan untuk menjaga kualitas. "Jadi buat teman-teman harap bersabar yah, karena detailing sepeda lipat tiga ini memang susah.", ungkap lelaki usia kepala lima ini dengan senyumannya.
Penulis : Agung-Pribadi
Sumber : Kompas TV