Presiden Korsel Yoon Suk-Yeol Sebut Mata-Mata China Penyebab Darurat Militer, Beijing Ngamuk
Kompas dunia | 14 Desember 2024, 12:08 WIB
BEIJING, KOMPAS.TV - Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol menyalahkan mata-mata China sebagai penyebab keputusannya mengumumkan darurat militer.
Pernyataan Yoon itu membuat China mengamuk dan menyebut klaim tersebut sangat meresahkan.
Pada Kamis (12/12/2024), Yoon mengatakan darurat militer yang diumumkannya pekan lalu adalah respons terhadap lawan politiknya yang memblokir undang-undang untuk mencegah mata-mata China.
Baca Juga: Pengakuan Oposisi Korsel, Mengira Pengumuman Darurat Militer Presiden Yoon Suk-Yeol Deepfake
Ia mengutip dua kasus dugaan mata-mata China yang menargetkan fasilitas militer Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan pada Juni dan November.
Dalam pidatonya, Yoon menyebut upaya oposisi, Partai Demokrat (DP), untuk memakzulkan dan menyelidiki dirinya sebagai tarian pedang yang ramai.
Yoon mengatakan keputusannya mengumumkan darurat militer dilatarbelakangi oleh tindakan DP yang menurutnya mengancam keamanan nasional dan keselamatan sosial.
Ia menambahkan, tak ada cara untuk menghukum aktivitas mata-mata asing dalam undang-undang (UU) mata-mata Korea Selatan saat ini.
“Demi menghindari situasi ini, upaya dilakukan untuk mengubah ketentuan spionase dalam KUHP, namun partai oposisi yang memegang posisi mayoritas, dengan keras kepala menghalanginya,” tuturnya, dikutip dari South China Morning Post.
“Bukankah ini berarti (DP mengatakan) kita tak boleh menangkap mata-mata yang mengancam keamanan nasional?” sambungnya.
Baca Juga: Korea Utara Bereaksi atas Darurat Militer Korea Selatan, Rezim Kim Jong-Un: Ulah Kediktatoran Fasis
UU Korea Selatan menetapkan, orang yang bekerja untuk negara musuh, dan mengetahui kegiatan spionasenya namun tak melaporkannya, dapat dihukum, termasuk dengan hukuman mati.
China Ngamuk
Pernyataan Yoon Suk-yeol itu pun membuat China murka. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, mengatakan Beijing sangat terkejut dengan komentar tersebut, dan merasa itu sangat meresahkan.
“Kami tak berkomentar terhadap masalah dalam negeri Korea Selatan, tetapi dengan tegas menolak pihak (Korea Selatan) yang mengaitkan utusan dalam negerinya dengan elemen China, memperkuat tuduhan mata-mata China, yang tak berdasar dan melemparkan lumpur pada kerja sama normal,” tuturnya.
Baca Juga: Israel Klaim Kuasai Wilayah Udara Suriah, Fasilitas Nuklir Iran Jadi Sasaran Berikutnya
“Hal ini tidak kondusif bagi perkembangan hubungan China-(Korea Selatan) yang sehat dan stabil. Pemerintah China selalu meminta warga negara kami di luar negeri untuk mematuhi hukum dan peraturan setempat,” tambahnya.
Pada Juni lalu, tiga warga China yang belajar di Korea Selatan, ditahan karena menggunakan drone untuk merekam Kapal Induk Pengangkut Pesawat AS Theodore Roosevelt yang tengah merapat di pelabuhan Busan.
Sedangkan bulan lalu, seorang wisatawan China ditahan karena merekam markas Badan Intelijen Nasional Korea Selatan (NIS) di Seoul dengan drone.
Penulis : Haryo Jati Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : South China Morning Post