> >

Presiden Yoon Isyaratkan Tidak Akan Mundur, Sementara Oposisi Terus Upayakan Pemakzulan

Kompas dunia | 12 Desember 2024, 23:43 WIB
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol yang sebelumnya mengejutkan publik dengan pernyataan darurat militernya mengisyaratkan bahwa ia tidak akan mengundurkan diri di tengah upaya oposisi untuk memakzulkannya. (Sumber: Kim Hong-Ji/Pool Photo via AP)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol yang sebelumnya mengejutkan publik dengan pernyataan darurat militernya mengisyaratkan bahwa ia tidak akan mengundurkan diri, sementara saat ini oposisi terus melakukan upaya untuk memakzulkannya. 

Pernyataan ini disampaikannya dalam pidato yang disiarkan di televisi pada Kamis (12/12/2024). 

"Saya akan tetap teguh, baik saat saya dimakzulkan atau diselidiki," ujar Presiden Yoon, dilansir dari BBC.

"Saya akan berjuang sampai akhir," imbuhnya. 

Presiden Yoon juga menyatakan bahwa upaya yang dilakukannya merupakan keputusan hukum untuk "mencegah runtuhnya" demokrasi dan melawan "kediktatoran parlemen" pihak oposisi.

Baca Juga: Presiden Korsel Yoon Suk Yeol: Oposisi Menari dengan Pisau Kekacauan

Adapun kekacauan politik yang terjadi di Korea Selatan dimulai dari adanya pernyataan darurat militer oleh Presiden Korea Selatan saat ini pada (3/12/2024). 

Setelah pengumuman itu, terjadi kekacauan politik di negara itu. 

Terjadi unjuk rasa di depan Gedung Majelis Nasional serta protes dari parlemen untuk menolak dan memakzulkan Presiden Yoon. Bahkan, terjadi juga penyerbuan ke Kantor Kepresidenan. 

Baca Juga: Dukung Keputusan Darurat Militer Presiden Yoon, Dua Petinggi Polisi Korea Selatan Ditahan

Namun, upaya memakzulkan Presiden Yoon gagal setelah anggota Partai Kekuatan Rakyat (PPP) yang berkuasa memboikot pemungutan suara. 

Adapun anggota oposisi bersiap untuk mengadakan pemungutan suara pemakzulan lagi pada akhir pekan ini.

Mereka juga berjanji untuk mengadakannya setiap Sabtu hingga Yoon dicopot dari jabatannya.

 

Penulis : Tri Angga Kriswaningsih Editor : Redaksi-Kompas-TV

Sumber : Kompas TV, BBC


TERBARU