Pemukim Ilegal Israel Serbu Al-Aqsa dan Lakukan Ibadah Yahudi di Tengah Eskalasi Kekerasan
Kompas dunia | 5 Agustus 2024, 10:44 WIBYERUSALEM, KOMPAS.TV – Sekelompok pemukim ilegal Yahudi Israel, yang dilindungi oleh kepolisian Israel, menyerbu Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur.
Aksi ini berlangsung di tengah ketegangan yang semakin meningkat di kawasan tersebut.
Menurut laporan dari kantor berita Palestina Wafa, Minggu (4/8/2024), pasukan Israel dan pemukim ilegal memasuki masjid untuk melaksanakan ritual keagamaan Yahudi.
Sementara itu, polisi Israel mendirikan pos pemeriksaan di sekitar Kota Tua Yerusalem Timur dan membatasi akses warga Palestina ke masjid.
Kementerian Wakaf dan Urusan Agama Palestina merilis laporan bulanan yang mencatat peningkatan pelanggaran di Masjid Al-Aqsa dan Masjid Ibrahimi di Hebron.
Laporan tersebut menyebutkan bahwa Israel telah melakukan 23 serangan ke Masjid Al-Aqsa pada bulan Juli. Selain itu, pasukan Israel juga telah menghalangi panggilan untuk salat di Masjid Ibrahimi sebanyak 43 kali bulan lalu, serta mencegah warga Palestina memasuki masjid.
Baca Juga: Indonesia Kecam Serbuan Warga Israel ke Masjid Al Aqsa saat Perayaan Flag March
Serbuan pemukim ilegal ini terjadi di tengah ketegangan yang meningkat di Tepi Barat, seiring dengan serangan brutal Israel di Jalur Gaza yang telah menewaskan hampir 40.000 orang sejak Oktober lalu, menyusul serangan oleh Hamas di wilayah yang dikuasai Israel.
Menurut Kementerian Kesehatan setempat, sedikitnya 31 warga Palestina tewas dalam serangan terbaru Israel di Jalur Gaza, sehingga total korban tewas mencapai 39.583 sejak 7 Oktober lalu. Selain itu, sekitar 91.398 orang lainnya mengalami luka-luka akibat serangan-serangan tersebut.
Kementerian Kesehatan juga melaporkan bahwa pasukan Israel membunuh 33 orang dan melukai 118 lainnya dalam dua serangan besar terhadap keluarga Palestina dalam 24 jam terakhir. Banyak orang masih terjebak di bawah puing-puing dan di jalan-jalan yang terkena dampak serangan, sehingga tim pencarian dan penyelamatan kesulitan untuk menjangkau mereka.
Meskipun Dewan Keamanan PBB telah mendesak gencatan senjata segera, Israel terus menghadapi kecaman internasional atas serangannya yang terus berlanjut di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu.
Hampir 10 bulan memasuki konflik, sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat blokade yang melumpuhkan, menyebabkan kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Israel juga dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang memerintahkan agar Israel segera menghentikan operasi militer di kota Rafah di selatan. Sebelumnya, lebih dari 1 juta warga Palestina mencari perlindungan di kota tersebut sebelum kota itu diserang pada 6 Mei lalu.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : WAFA / Antara