> >

Israel Kembali Serang Sekolah di Gaza, Puluhan Pengungsi Tewas

Kompas dunia | 27 Juli 2024, 21:34 WIB
Seorang anak perempuan Palestina, Siwar Abdel-Hadi (2 tahun), yang terluka akibat serangan Israel, mendapat perawatan di sebuah rumah sakit di Deir al-Balah, Jalur Gaza, Rabu (24/7/2024). Siwar menjadi satu-satunya yang selamat dalam keluarganya usai serangan udara Israel menargetkan rumahnya di Gaza bagian tengah. (Sumber: AP Photo/Abdel Kareem Hana)

Sementara militer Israel kembali berdalih serangan ke sekolah tersebut ditujukan pada pusat komando Hamas yang diduga digunakan untuk menyimpan senjata dan merencanakan serangan terhadap pasukan Israel.

"Militan menggunakan kompleks tersebut sebagai tempat persembunyian untuk merencanakan dan mengarahkan banyak serangan terhadap pasukan IDF (militer Israel) serta menyimpan sejumlah besar senjata di dalamnya," bunyi pernyataan resmi militer Israel, dikutip Associated Press.

Baca Juga: Pidato Netanyahu di Kongres AS: Israel akan Bertarung dengan Hamas Hingga Kemenangan Total

 

Serangan tersebut dilancarkan sehari sebelum pejabat dari Amerika Serikat, Mesir, Qatar, dan Israel dijadwalkan bertemu di Italia untuk membahas negosiasi gencatan senjata.

Menurut pejabat AS dan Mesir yang tidak bersedia disebutkan namanya, Direktur CIA Bill Burns dijadwalkan bertemu Perdana Menteri Qatar Mohammed Bin Abdul Rahman al-Thani, Direktur Mossad David Barnea, dan Kepala Intelijen Mesir Abbas Kamel pada Minggu (28/7/2024).

Sebelumnya, militer Israel memerintahkan evakuasi sebagian zona kemanusiaan di Gaza menjelang serangan yang direncanakan di Khan Younis pada Sabtu. 

Perintah evakuasi ini menyusul tembakan roket yang diluncurkan dari wilayah tersebut.

Zona kemanusiaan, yang mencakup area seluas 60 kilometer persegi itu telah menjadi tempat pengungsian bagi ribuan warga Palestina sejak Israel melancarkan serangan pada 7 Oktober 2023. 

Namun, evakuasi ini memperburuk kondisi kesehatan dan sanitasi di wilayah tersebut, dengan banyak pusat kesehatan terpaksa berhenti beroperasi karena blokade Israel.

Situasi semakin kritis dengan lebih dari 1,8 juta warga Palestina berlindung di zona tersebut setelah dipaksa berpindah tempat beberapa kali.

Pejabat Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza menyatakan perintah pemindahan paksa warga oleh Israel telah memperburuk kondisi kesehatan, dengan sampah menumpuk dan ketiadaan fasilitas kebersihan.

Menurut data Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, lebih dari 39.200 warga Palestina tewas sejak Israel melancarkan serangan sejak Oktober tahun lalu. 

PBB memperkirakan sekitar 17.000 anak di wilayah tersebut kini menjadi yatim piatu atau tidak memiliki pendamping, dan jumlah ini berkemungkinan meningkat.

 

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Associated Press


TERBARU