Israel Peringatkan Prancis Proksi Iran Akan Serang Atletnya di Olimpiade, Ingat Tragedi Munich 1972?
Kompas dunia | 25 Juli 2024, 20:00 WIBPARIS, KOMPAS.TV - Israel memperingatkan Prancis adanya ketakutan akan serangan dari proksi Iran ke aletnya di Olimpiade 2024.
Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz mengirimkan surat ke Menlu Prancis Stephane Sejourne.
Ia memperingatkan Sejourne bahwa akan adanya rencana penyerangan oleh pihak yang didukung Iran terhadap delegasi Israel di Olimpiade 2024.
Baca Juga: Gantikan Joe Biden, Kamala Harris Bersaing Ketat dengan Donald Trump Berdasarkan Jajak Pendapat
“Ada pihak-oihak yang berusaha meremehkan sifat perayaan dari acara yang menggembirakan ini,” tulis Katz dalam suratnya dikutip dari The Times of Israel.
“Saat ini kami memiliki penilaian mengenai potensi ancaman yang ditimbulkan oleh proksi teroris Iran, dan organisasi perlawanan lainnya yang bertujuan melakukan serangan terhadap anggota delegasi Israel, dan wisatawan Israel selama Olimpiade,” tambahnya.
Katz mengungkapkan rasa terima kasih kepada pejabat Prancis atas langkah-langkah keamanan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk melindungi warga Israel di Olimpiade.
Selain itu, juga penolakan Pemerintah Prancis terhadap seruan untuk melarang Israel ikut Olimpiade.
Sebanyak 88 atlet Israel di Oliumpiade harus dilindungi sepanjang waktu dari dinas keamanan Prancis.
Mereka juga dijaga oleh petigas Shin Bet, di tengah serentetan ancaman terhadap delegasi Israel.
Hal itu dilakukan di tengah kecaman atas serangan Israel ke Gaza, yang dilaporkan telah membunuh lebih dari 37.000 orang sejak serangan pada 7 Oktober, yang disebut sebagai pembalasan atas serangan Hamas.
Kondisi saat ini, jelas memperingatkan akan tragedi Olimpiade Munich 1972 yang menimpa atlet Israel.
Tragedi tersebut adalah ketika 10 atlet Olimpiade Israel terbunuh oleh delapan anggota militant Palestina, Black Saptember, yang menyerbu perkampungan atlet Olimpiade di Munich.
Ketika itu, kelompok Black Saptember awalnya membunuh dua atlet Israel, dan menyandera delapan lainnya.
Baca Juga: Hamas Respons Pidato Netanyahu: Penuh Kebohongan, Bukti Tak Inginkan Gencatan Senjata
Ketika itu pemimpin Black September sekaligus negosiator Lutfif Afif, meminta agar 234 tahanan Palestina di Israel, sekaligus pemimpin dan pendiri Tentara Merah, Andreas Baader dan Ulrike Meinhof dibebaskan.
Polisi Jerman Barat ketika itu langsung menyerbu para anggota Black September dan membunuh lima di antaranya.
Namun, misi penyelamatan itu gagal dan seluruh sandera tewas terbunuh.
Penulis : Haryo Jati Editor : Gading-Persada
Sumber : The Times of Israel